Liputan6.com, Jakarta - Sebuah komet hijau yang diberi nama komet ZTF disebut akan melintasi langit Bumi untuk pertama kalinya dalam 50 ribu tahun terakhir. Sejumlah ilmuwan menyebut komet ini akan berada paling dekat dengan Bumi pada 2 Februari 2023.
Menurut peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Andi Pangerang melalui laman Edukasi Sains Antariksa, komet ZTFÂ merupakan singkatan dari Zwicky Transient Facility, fasilitas pengamatan astronomis yang ada di California, Amerika Serikat.
Baca Juga
Top 3 Islami: Golongan yang Dililit Ular Berbisa di Hari Kiamat, Kenapa Umat Islam Perlu Sholat? Ulasan Buya Yahya dan Gus Baha
6 Foto Irish Bella Pancarkan Kebahagiaan saat Syukuran Rumah Baru, Serasi dengan Suami
Sebelum Digantikan Ruben Amorim, Ruud van Nistelrooy Ungkit Potensi Terpendam Manchester United
Ia mengatakan, komet ini pertama kali diamati pada 10 Juli 2021 dan hanya melintas satu kali dalam seumur hidup karena memiliki orbit yang berbentuk hiperbola.
Advertisement
"Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya," tuturnya seperti dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, Rabu (1/2/2023).
Dalam penjelasannya, BRIN memperkirakan komet ini bakal melintas dekat Bumi dengan sekitar 42 juta kilometer pada 2 Februari 2023 pukul 00.32 WIB/ 01.32 WIT/ 02.32 WITA.
Saat melintas dekat Bumi, Andi menuturkan, komet ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia sejak 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari 02.30 waktu setempat, menyesuaikan zona waktu masing-masing dari arah utara dekat konstelasi Camelopardalis.
Andi menjelaskan, komet ini dapat dilihat dengan mata telanjang di wilayah berpolusi cahaya sangat rendah (daerah pedalaman) hingga ringan (daerah pedesaan). Namun, untuk wilayah berpolusi cahaya sedang (daerah suburban) hingga tinggi (daerah urban) akan cukup sulit dilihat.
Oleh sebab itu, Andi menuturkan, seseorang harus mencari tempat yang bebas dari polusi cahaya, medan pandang bebas dari penghalang saat mengamati komet dan tentunya kondisi cuaca yang cukup cerah.
Komet ini juga bisa diabadaikan dengan kamera DSLR, kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop atau komputer.
Ada beberapa astronom yang memperkirakan periode komet ini adalah 260 ribu tahun atau bahkan 50 ribu tahun. Karenanya, kesempatan mengamati komet hijau ini melintasi Bumi bisa dikatakan hanya sekali seumur hidup.
Posisi dari Titik Pengamatan di Indonesia
Seperti disebutkan di atas, saat melintas dekat Bumi, komet ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia sejak tanggal 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari 02.30 waktu setempat (sesuai zona waktu masing-masing) dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.
Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, komet ini mencapai titik tertingginya pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat.
Saat mencapai titik terdekat, komet ini terlihat di arah Utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Untuk Wilayah Indonesia Timur, komet akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi.
Lebih lanjut dijelaskan, magnitudo komet ini saat melintas dekat Bumi mencapai +4,94.
Komet ini dapat disaksikan untuk wilayah pedalaman dan pedesaan sejak 16 Januari pukul 02.30 hingga 05.30 waktu setempat dari arah Timur Laut dekat konstelasi Bootes.
Advertisement
Waktu Pengamatan Komet di Indonesia
Ketinggian maksimum mencapai 30,7 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Waktu terbit komet ini akan lebih cepat setiap harinya dan pada 29 Januari, komet ini akan terbit di sekitar tengah malan di arah Utara dekat konstelasi Ursa Minor.
Pada 29 Januari, komet akan terlihat dua kali pada tengah malam dan pada pukul 23.00 waktu setempat. Pada 30 Januari, komet akan terbit pada jam 21.00 waktu setempat dari arah Utara dekat konstelasi Draco.
Pada 31 Januari, komet akan terbit pada pukul 19.00 waktu setempat dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.
Hingga 30 Januari, komet dapat disaksikan hingga pukul 05.30 waktu setempat di arah Utara. Sejak tanggal 31 Januari, komet terbenam pukul 04.00 waktu setempat dan waktu terbenam komet akan lebih cepat setiap harinya.
Selain itu, sejak tanggal 1 Februari, ketampakan awal komet selalu terjadi setelah Matahari terbenam dikarenakan waktu terbit komet, terjadi sebelum Matahari terbenam.
Komet ini dapat diamati tanpa alat bantu optik untuk daerah pedalaman dan pedesaan hingga 13 Februari, sejak pukul 18.30 hingga 01.00 waktu setempat dari arah Utara hingga Barat dekat konstelasi Taurus.
(Dam/Isk)
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Advertisement