Google Siap Ganti Rugi Rp 77 Triliun Terkait Mode Incognito Melacak Data Pengguna!

Google harus membayar Rp 77 triliun karena melanggar privasi pengguna dengan mode incognito di Chrome.

oleh Yuslianson diperbarui 05 Jan 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 18:00 WIB
Google Plex
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Google menyetujui kesepakatan untuk menyelesaikan gugatan class action, terkait pengguna merasa ditipu oleh mode incognito di browser Chrome.

Dengan ini, Google bayar ganti rugi sebesar USD 5 miliar atau sekitar (Rp 77 triliun) karena dianggap mengumpulkan data pribadi pengguna.

Mengutip The Guardian, Jumat (5/1/2023), raksasa pencari itu disebut telah menyesatkan pengguna dengan meyakini, Google tidak akan melacak aktivitas internet mereka saat menggunakan mode privat.

Diduga, perusahaan masih tetap melacak kunjungan dan aktivitas situs pengguna meskipun sudah mengaktifkan mode "private" di mode incognito saat browsing menggunakan teknologi Google.

Tak hanya itu, penggugat juga menuduh "Google telah menjadi gudang informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan" tentang data pribadi dan aktivitas pengguna.

Adapun gugatan class action ini sudah mencapai kesepakatan minggu lalu, dan masih menunggu persetujuan hakim federal di AS.

Walau persyaratannya tidak diungkap, kedua pihak mereka sudah menyetujui lembar persyaratan mengikat via mediasi.

Kabarnya, penyelesaian formal kasus ini diperkirakan akan diberikan pada 24 Februari 2024.

Setelah gagal menolak gugatan, raksasa mesin pencari akhirnya sepakat untuk menyelesaikan kasus ini dengan membayar ganti rugi sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 77 juta ke masing-masing pengguna.

Google Tambahkan Fitur Tombol Berhenti Berlangganan di Aplikasi Gmail iOS

Google Chrome. Dok: bgr.com

Disisi lain, aplikasi Gmail kini mempermudah proses berhenti berlangganan bagi pengguna iOS. Fitur ini menjadi solusi efektif untuk menghindari email yang tidak diinginkan tanpa harus melalui proses rumit. 

Tombol berhenti berlangganan kini tersedia secara langsung di bagian atas setiap email, memungkinkan pengguna untuk menghentikan langganan dengan satu ketukan tanpa perlu membuka bagian bawah atau mengakses situs web terkait.

Sebelumnya, pengguna perlu melakukan pencarian menu tiga titik di bagian atas email atau bahkan mencari tombol berhenti berlangganan di bagian bawah pesan. 

Fitur baru ini membuat pengalaman berhenti berlangganan menjadi lebih mudah dan efisien. Sayangnya, saat ini fitur tersebut hanya tersedia untuk pengguna iOS.

Pengguna dapat menghentikan langganan email tanpa harus menggulir atau mencari tombol berhenti berlangganan.

Tombol tersebut ditempatkan dengan strategis di bagian atas setiap email, menciptakan pengalaman yang serupa dengan versi web Gmail. 

Meskipun eksklusif untuk iOS, diharapkan fitur baru ini akan segera tersedia untuk pengguna Android, seperti kebiasaan Google dalam membawa fitur terlebih dahulu ke platform iOS sebelum Android. Demikian menurut laporan GizChina, seperti dikutip Kamis (4/1/2024 )

Sebelumnya, hal serupa terjadi dengan kemampuan menghapus riwayat penelusuran 15 menit terakhir di aplikasi Google.

Meskipun saat ini hanya tersedia untuk iOS, diharapkan fitur berhenti berlangganan akan segera tersedia untuk pengguna Android, memberikan kenyamanan ekstra dalam mengelola langganan email.

Google Hadirkan Reaksi Emoji pada Gmail

Ilustrasi Google

Lebih lanjut, Google baru-baru ini menghadirkan reaksi emoji atau reaction di Gmail. Mengutip informasi dari The Verge, Minggu (8/10/2023), fitur ini pertama kali diungkap bulan lalu, dan kini telah resmi diluncurkan.

Google mengatakan, fitur ini akan diluncurkan secara bertahap di Gmail, dimulai pengguna Android kemudian situs web. Lalu, fitur ini akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan di iOS.

Jika kamu sudah memiliki akses, kamu akan melihat emoji tersenyum (🙂) di bagian bawah pesan. Klik emoji tersebut untuk memilih emoji dari menu, lalu ketuk dan kirim. 

Beberapa emoji akan memiliki efek khusus, seperti emoji konfeti yang akan muncul dalam animasi satu halaman penuh. Sekadar diketahui, fitur ini mirip dengan emoji yang digunakan untuk merespons postingan media sosial atau reaksi di WhatsApp.

Nantinya, pengguna dapat menyentuh dan menahan reaksi yang diberikan untuk mengetahui pengirimnya. Untuk menggunakan reaksi yang sama dengan orang lain, kamu tinggal ketuk reaksi tersebut.

Jika kamu menggunakan email client pihak ketiga, reaksi akan diterima sebagai email terpisah. Selain itu, ada beberapa keterbatasan pada reaction yang diberikan. 

Pengguna tidak bisa memakai reaction dengan akun sekolah atau kantor. Reaksi emoji tersebut juga tidak akan tersedia jika pengguna mengirimkan pesan Gmail ke lebih dari 20 orang atau ke daftar email grup. 

Tidak hanya itu, kamu juga tidak akan bisa memberikan reaksi pada pesan, apabila telah mengirimkan lebih dari 20 reaction di pesan tersebut. 

Google Perluas Pencarian Berbasis AI untuk Remaja Usia 13-17 Tahun

Tampilan panel samping alat kustomisasi tema Google Chrome desktop. (Liputan6.com/Dinda Charmelita Trias Maharani)

Di samping itu, Google memperluas akses ke pengalaman pencarian yang didukung kecerdasan buatan generatif, atau SGE, untuk remaja berusia 13 hingga 17 tahun.

Mulai minggu ini pengguna berusia antara 13 hingga 17 tahun yang masuk ke akun Google, dapat mendaftar ke Search Labs perusahaan.

“AI generatif dapat membantu generasi muda mengajukan pertanyaan yang biasanya tidak dapat dijawab oleh mesin pencari dan mengajukan pertanyaan lanjutan untuk membantu mereka menggali lebih dalam,” kata perusahaan itu dalam unggahannya, sebagaimana dikutip CNET, Sabtu (30/9/2023).

Google menyatakan bahwa pengguna berusia 18 hingga 24 tahun yang saat ini memiliki akses ke SGE merasa pengalaman ini sangat berguna.

Mereka memberikan umpan balik sangat positif tentang bagaimana kemampuan ini memungkinkan pencarian informasi dengan cara yang lebih komunikatif dan alami.  

SGE dalam penelusuran dan SGE saat menjelajah dapat diaktifkan atau dinonaktifkan dari laman beranda Google Search Labs.

Dan dari penggunaan kata 'bertanggung jawab' pada judul unggahan, terlihat jelas bahwa Google menyadari mencampurkan kecerdasan buatan dan pengguna yang lebih muda dapat menimbulkan kontroversi.

Google Berikan Dukungan Chromebook Selama 10 Tahun

Google Pastikan Chromebook Rilisan 2017 Bisa Akses Play Store. (Sumber: PCWorld)

Google mengumumkan perluasan dukungan pembaruan otomatis Chromebook yang semula 8 tahun menjadi 10 tahun. Pembaruan otomatis ini berlaku mulai dari perangkat keluaran tahun 2019 dan yang lebih baru.

Langkah ini merupakan tanggapan dari banyaknya kritik konsumen mengenai jumlah Chromebook yang digunakan dan dijual dengan tanggal kadaluwarsa terlampau banyak.

Dikutip dari Ars Technica, Selasa (26/9/2023), Google menyatakan dalam postingan blognya, "Mulai 2024, jika kamu memiliki Chromebook yang dirilis mulai tahun 2021 dan seterusnya, akan otomatis mendapat pembaruan selama 10 tahun."

Perusahaan ini juga menambahkan, "Untuk Chromebook yang dirilis sebelum tahun 2021 dan sudah digunakan, pengguna dan admin IT akan memiliki opsi untuk memperpanjang pembaruan otomatis hingga 10 tahun sejak rilis platform saat menerima pembaruan otomatis terakhir."

Dukungan selama sepuluh tahun merupakan pencapaian penting bagi Chromebook. Sebab, perangkat besutan Google ini memiliki harga yang terjangkau.

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya