DeepSeek AI Disebut bakal Kalahkan ChatGPT Dkk, Benarkah?

DeepSeek disebut-sebut jauh lebih pintar dari ChatGPT Cs karena lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks. Benarkah demikian?

oleh Iskandar diperbarui 05 Feb 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 09:30 WIB
DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul?
DeepSeek vs ChatGPT: AI China Tantang Dominasi OpenAI, Siapa Lebih Unggul? (Liputan6.com/ Yuslianson)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Munculnya asisten AI asal China, DeepSeek, telah mengejutkan banyak orang di dunia hingga mendorong Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggambarkannya sebagai "peringatan" bagi industri teknologi AS.

Klaim DeepSeek terkait biaya pengembangan model AI (R1) besutannya yang jauh lebih murah dibandingkan para pesaingnya (ChatGPT, Gemini, dan lainnya) telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan industri AI, dan menyebabkan nilai saham beberapa perusahaan terbesar di dunia anjlok.

DeepSeek bahkan sempat menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di AS hanya seminggu setelah diluncurkan.

DeepSeek juga disebut-sebut jauh lebih pintar dari ChatGPT Cs karena lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks. Benarkah demikian?

Menurut Pakar Keamanan Siber dan IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, masih terlalu pagi untuk menentukan pemenang. Namun yang jelas DeepSeek sudah melakukan start yang luar biasa dan mengalahkan pesaing besar dengan dana dan sumberdaya hampir tidak terbatas.

Mengalahkan raksasa Silicon Valley sekelas Google, Meta (Facebook, Instagram dan Whatsapp), Amazon dan Microsoft juga bukan hal yang mustahil walaupun memang bukan hal yang bisa dilakukan oleh sembarangan perusahaan.

"Namun terbukti hal ini bisa dilakukan oleh perusahaan China. Lihat saja TikTok mampu bersaing dengan Instagram, lalu Alibaba yang menjadi tuan rumah di China mengalahkan Amazon. Atau, Tencent yang secara notabene menjadi raja game di dunia," ujar Alfons kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (5/2/2025).

Semua ini bisa terwujud karena adanya keuletan, kompetisi yang luar biasa ketat dan dukungan tepat dari pemerintah China.

Satu hal yang jelas diperlihatkan oleh DeepSeek adalah pendekatan pengembangan AI oleh perusahaan rintisan AS yang sangat haus prosesor dan daya listrik, sehigga mengakibatkan biaya luar biasa besar ternyata terbukti tidak efisien dan sangat mahal.

"Dengan biaya sekitar 4% dari yang dikeluarkan oleh OpenAI, DeepSeek mampu memberikan layanan asisten AI yang setara dengan yang diberikan oleh OpenAI," ucap Alfons menambahkan.

Hal inilah yang menyebabkan rontoknya harga saham magnificent 7 alias tujuh perusahaan IT terbesar di dunia karena mereka telah mengeluarkan biaya amat besar untuk pengembangan AI yang ternyata sangat tidak efisien.

Apa DeepSeek Aman Digunakan Orang Indonesia, Ini Kata Pakar Keamanan Siber

DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar
DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Asisten kecerdasan buatan (AI) DeepSeek belakangan ini membuat gempar dan mengguncang dominasi OpenAI di teknologi kecerdasan buatan.

Pengembangan DeepSeek bahkan diklaim 10 kali lebih murah ketimbang model multimodal ChatGPT. Meskipun sama-sama mampu menghasilkan jawaban teks mirip manusia, DeepSeek disebut lebih akurat dan memiliki pemahaman lebih dalam mengenai informasi faktual dan pertanyaan kompleks.

Sayangnya, tak lama setelah ramai dibicarakan, DeepSeek terkena serangan siber. Hal ini membuat sejumlah negara mewaspadai DeepSeek, terlebih startup ini menyimpan data pengguna di server Tiongkok dan mengatur data pengguna berdasarkan hukum setempat.

Lantas, apakah DeepSeek aman digunakan orang Indonesia? Terkait hal ini Pakar Keamanan Siber dan IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai kalua kekhawatiran tersebut agak aneh.

"Kekhawatiran ini agak aneh, mengapa ketika menggunakan ChatGPT, Google Maps, Instagram dan Whatsapp tidak pernah ditanyakan keamanan data pengguna? Servernya juga bukan di Indonesia dan datanya berada di bawah penguasaan perusahaan dan pemerintah Amerika Serikat (AS) setiap saat bisa meminta akses data tersebut," ujarnya.

Alfons mempertanyakan, apakah kalau data dibawa ke AS lebih tidak bahaya daripada dibawa ke China?

"Harusnya secara logika bahayanya sama. Malah pengguna Deepseek di AS harus lebih khawatir daripada pengguna di Indonesia, tetapi kok Deepseek tetap menjadi aplikasi nomor 1 di AppStore dan Play Store di AS?," ucapnya.

Alfons menyebut hal itu agak berlebihan kalau kita sebagai pengguna menghindari menggunakan Deepseek hanya karena servernya dihosting di China.

Sebagai informasi, ketika kamu menggunakan produk China seperti HP, mobil listrik, drone, dan IoT China, datanya juga banyak disimpan di server China.

Ketahui Batas dan Kelemahan AI

Chatbot AI DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar
Chatbot AI DeepSeek. Liputan6.com/Iskandar... Selengkapnya

Alfons menjelaskan data yang didapatkan DeepSeek tidak lebih banyak daripada data aplikasi populer yang sering kita gunakan. Data aplikasi lain itu jauh lebih banyak yang diambil seperti data lokasi, kebiasaan membuka aplikasi, minat pengguna pada bidang apa saja, sedang search apa saja, dan lain sebagainya.

Ia menyebut, data itu sebenarnya yang lebih perlu dikhawatirkan dan bukan data chatbot dengan asisten AI.

"Sebaliknya, kalau gara-gara kekhawatiran berlebihan ini kita jadi ketakutan menggunakan AI, kita (Indonesia) akan rugi besar. Indonesia ini sudah tertinggal jauh dalam perlombaan pengembangan aplikasi AI dan implementasi AI," tuturnya.

Sementara negara lain sudah melaju kencang dengan AI. Ia mengimbau, orang Indonesia jangan merasa ketakutan sendiri dengan AI dan harus memanfaatkan AI dengan optimal untuk kepentingan kita.

"Justru dengan adanya Asisten AI open source ini, ada kesempatan emas bagi kita di Indonesia untuk segera mengejar ketertinggalan. Semua orang berlomba-lomba meng-update dirinya dengan AI dan membiasakan diri menggunakannya, tetapi dengan mengetahui batas dan kelemahan AI," ujar Alfons.

Namun demikian, ia manekankan jangan percaya 100% dengan AI karena tidak ada jaminan informasi yang dihasilkan oleh AI sepenuhnya akurat.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya