Top 3 Tekno: Tantangan Lelang Frekuensi 1,4 GHz untuk Internet Murah Jadi Sorotan

Komdigi harus menetapkan regulasi yang tegas agar memastikan frekuensi 1,4 GHz benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas fixed broaband, dan berbeda dari regulasi seluler.

oleh Iskandar Diperbarui 25 Feb 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 11:30 WIB
Morning Tech
Forum Morning Tech bertajuk “Lelang Frekuensi, Untuk Siapa?” (Liputan6.com/Agustinus M. Damar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Wacana pemerintah yang ingin melelang frekuensi 1,4 GHz untuk internet cepat dan murah menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (24/2/2025) kemarin.

Informasi lain yang juga populer yaitu mengenai panduan lengkap cara memaksimalkan fitur Action Button di iPhone.

Lebih jelasnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Mastel Ungkap Tantangan Lelang Frekuensi 1.4GHz untuk Hadirkan Internet Cepat dan Murah

Pemerintah melalui Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) telah memiliki rencana untuk melelang frekuensi 1.4GHz. Ini menjadi cara pemerintah untuk memperluas akses fixed brodband yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Rencananya, pita frekuensi ini akan digunakan untuk layanan BWA (Broadband Wireless Access). Meski hadir untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia, upaya lelang frekuensi 1.4 GHz ini masih perlu mendapatkan catatan.

Salah satunya berasal dari Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) Sigit Puspito Wigati Jarot. Hal itu ia ungkapkan dalam event Morning Tech bertajuk "Lelang Frekuensi, Untuk Siapa?".

"Dalam bahasa kininya itu, Komdigi harus istiqomah. Kalau tujuannya menggelar frekuensi 1.4GHz ini untuk solusi broadband, jangan ketarik ke mobile dan harus sadar perbedaannya," tuturnya dalam event yang digelar di Jakarta, Senin (24/2/2025).

Ia beralasan, ketika kebijakan soal pemakaian frekuensi untuk BWA ini serta jaringannya betul, kemungkinan tidak akan mengganggu pasar seluler. Bahkan, penerapan ini justru bisa membuka pintu untuk masuknya akses FO (fiber optik).

Sementara, ketika layanan BWA ini dilepas dengan mekanisme pasar, ada potensi bisa mengganggu pasar seluler. Tidak hanya itu, Komdigi juga harus memastikan kalau kecepatan yang ditawarkan harus benar-benar mencapai 100Mbps.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. Panduan Lengkap Cara Maksimalkan Action Button di iPhone

Bocoran iPhone 15 Pro
Apple bakal melengkapi HP iPhone 15 Pro Max dan Pro dengan Tombol Aksi atau Action Button seperti di Watch Ultra. (Doc: 9to5Mac)... Selengkapnya

Action Button kini hadir di sejumlah model iPhone yang dijual Apple, memungkinkan pengguna mengakses fitur, aplikasi, atau pintasan dengan cepat hanya dengan sekali tekan.

Fungsinya beragam, mulai dari menyalakan senter, mengaktifkan otomatisasi rumah pintar, hingga menjalankan pintasan khusus tanpa perlu membuka kunci perangkat.

Apple pertama kali memperkenalkan Action Button pada iPhone 15 Pro sebagai pengganti tombol Dering/Senyap, mengingat banyak pengguna cenderung membiarkan ponsel mereka dalam mode senyap.

Awalnya dianggap sebagai fitur eksklusif untuk model "Pro", tombol ini kemudian diadopsi lebih luas, serupa dengan Dynamic Island, hingga akhirnya tersedia di beberapa lini iPhone, termasuk iPhone 16e yang merupakan model entry-level.

Pada iPhone 15 Pro, iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Pro Max, dan iPhone 16e, kamu dapat menggunakan Action Button dengan menekan atau menahan tombol kecil yang terletak di atas tombol volume di sisi kiri ponsel.

Secara default, Action Button ini akan mengaktifkan atau menonaktifkan suara teks dan nada dering, berfungsi seperti tombol Dering/Hening sebelumnya.

Baca selengkapnya di sini 

 

3. Mengapa Nokia Kalah dengan HP Android? Ini Penyebab Utamanya

Produksi Nokia Lumia 1020 Berakhir September
Lumia 1020 (theverge.com)... Selengkapnya

Nokia pernah menjadi pemimpin tak tertandingi dalam industri ponsel. Di awal 2000-an, produknya menguasai pasar global dan dikenal karena keandalan serta inovasinya.

Namun, dalam waktu satu dekade, divisi ponselnya meredup hingga akhirnya dijual ke Microsoft. Salah satu penyebab utama kemunduran ini adalah muncul Android.

Mengutip GizmoChina, Senin (25/2/2025), meskipun Nokia melakukan beberapa kesalahan strategis, sistem operasi open-source dari Google berhasil mengubah industri smartphone secara mendasar, membuat Nokia sulit untuk bertahan dalam persaingan.

Pada puncak kejayaannya di pertengahan 2000-an, Nokia menguasai lebih dari 40% pasar ponsel dunia.

Perusahaan asal Finlandia ini menghadirkan berbagai perangkat ikonik, seperti Nokia 3310 dan seri N, yang dikenal karena ketahan, desain intuitif, dan fiturnya inovatifnya.

Sistem operasi Symbian miliknya sempat mendominasi, sementara feature phone Nokia laris di berbagai negara, baik maju maupun berkembang.

Namun, ketika teknologi terus berkembang dan preferensi konsumen beralih ke ponsel pintar, Nokia tidak mampu beradaptasi dengan cepat sehingga kalah dengan HP Android.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet
Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya