Pasar Phablet dan Tablet Lokal Menggeliat, Pasar PC Terancam

Hingga kini pasar perangkat phablet masih didominasi vendor kenamaan, namun vendor lokal optimis bisa mencicipi kesuksesan serupa.

oleh Ervina Anggraini diperbarui 30 Jul 2013, 14:29 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2013, 14:29 WIB
phablet-130730b.jpg

Prediksi sejumlah analis yang menyebut jika pasar tablet dan phablet akan terus tumbuh bukan hanya berlaku untuk vendor global, tetapi juga vendor lokal. Terbukti kini sejumlah vendor lokal mulai menggelontorkan tablet dan phablet selain merilis ponsel pintar untuk menggantikan kehadiran ponsel fitur.

Hingga kini pasar perangkat phablet (smartphone-tablet) masih didominasi vendor kenamaan, namun vendor lokal optimis bisa mencicipi kesuksesan serupa. Meskipun beberapa vendor lokal memiliki latar belakang dari industri ponsel fitur dan komputer, namun optimisme menghadirkan phablet untuk memberikan pilihan produk dengan harga berkualitas bagi konsumen.

Polytron, Cross dan Advan merupakan tiga vendor lokal yang mulai memasuki segmen perangkat layar bongsor. Ketiganya memiliki latar belakang industri yang berbeda dan kini mulai memasuki industri ponsel pintar dan phablet.

Polytron lebih dikenal sebagai produsen alat rumah tangga dan elektronik, terutama televisi. Sementara Cross dikenal melalui ponsel fitur, dan Advan sebagai produsen monitor dan notebook.

Sebelumnya Cross sudah memperkenalkan phablet 5 inci dengan seri A26 dan A27 bersistem operasi Android 4.0 Ice Cream Sandwich. Senada dengan Cross, Polytron pun sudah menghadirkan phablet Wizard Note W7530 yang juga mengususung Android 4.0 ICS pada pertengahan Juni lalu.

Meskipun bukan yang pertama, kali ini Advan kembali menghadirkan phablet Vandroid S5F dengan sistem operasi Android 4.1.2 Jelly Bean. Perkembangan teknologi dan jaringan lokal yang semakin baik disebut sebagai salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan perangkat lokal.

Bahkan Tjandra Lianto, New Business Development Advan menyebut jika tren phablet dan tablet lokal secara tidak langsung akan memakan pangsa pasar notebook.

Jika dibandingkan phablet bermerk atau branded, phablet lokal dibanderol dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Cukup merogok kocek Rp 1-3 juta, teknologi yang menyerupai phablet branded pun bisa dinikmati oleh pengguna di kelas menengah bawah. Tentu ini menjadi faktor penting bagi pertumbuhannya. (vin/gal)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya