Liputan6.com, Jakarta Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan kondisi kelistrikan Indonesia memperihatinkan. Pasalnya kapasitas pembangkit listrik Indonesia masih kalah dengan negara tetangga di Asia Tenggara
"Kondisi infrastruktur listrik Indonesia memperihatinkan," kata Anggota DEN, Tumiran dalam acara NGV & Infrastructure Indonesia Forum, di Hotel Grand Melia Jakarta, Kamis (27/2/2014).
Tumiran mengungkapkan, penduduk Indonesia mencapai 232 juta hanya memiliki pembangkit berkekuatan 35,33 Giga watt (GW) untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Jumlah kapasitas itu masih kalah bila dibandingkan Singapura dan Malaysia.
"Pembangkit kita 35,33 GW untuk memenuhi kebutuhan listrik 232 juta penduduk. Singapura penduduknya 5,35 juta penduduk punya pembangkit 10,49 GW. Malaysia penduduknya 29 juta. Kapasitas pembangkitnya 28,40 GW," ujar Tumiran.
Tumiran menambahkan, ketahanan energi Indonesia masih memprihatinkan karena sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan energi masih impor.
"Ketahanan energi kita bikin malu. Indonesia tergantung energi impor, peralatan pembangkit modal impor. Jaminan pasokan kita beli dari negara yang pulaunya kecil," ungkap Tumiran.
Menurut Tumiran, saat ini Indonesia sudah memiliki payung hukum ketahanan energi. Namun sayang tidak memiliki penataan rencana yang baik.
"Gaung kemana-mana, apa yang kurang kita koreksi. Tidak usah salahkan masa lalu. Road map kami perbaiki. Ada yang tanya kita sudah mandiri? Ada undang-undang. Tapi kenyataan eksplorasi, teknologi tidak mandiri, dana kita tidak punya, transportasi tidak punya," pungkasnya. (Pew/Ahm)