Susah Transportasi, Banyak Wanita di Arab Jadi Pengangguran

King Charitable Organization menemukan, 32,6% wanita di Arab Saudi kehilangan pekerjaannya karena rendahnya transportasi penunjang.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 11 Mei 2014, 19:58 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2014, 19:58 WIB
Wabah Mers
Jumat lalu Rumah Sakit King Fat di Jeddah Arab Saudi sempat di karantina menyusul lonjakan kasus Mers.

Liputan6.com, Riyadh Dikenal sebagai negara kaya minyak, Arab Saudi ternyata dianggap belum menyediakan transportasi yang memadai bagi masyarakat khususnya perempuan. Terbukti, sebuah penelitian yang digelar King Charitable Organization menemukan, 32,6% wanita di Arab Saudi kehilangan pekerjaannya hanya karena rendahnya armada transportasi di sana.

Seperti dikutip dari English Alarabiya, Minggu (11/5/2014), sebelumnya, penelitian yang dilakukan Efad Researches dan Consultation Center juga mengungkapkan bahwa 8% wanita di Arab ternyata tidak bekerja. Semua itu karena pihak keluarga melarangnya bekerja.

Menurut penelitian tersebut, alasan rendahnya jumlah tenaga kerja wanita adalah kurangnya peluang di pasar tenaga kerja. Selain itu, hanya beberapa bidang saja yang menyediakan lowongan pekerjaan bagi wanita.

Studi tersebut juga membuktikan rendahnya pendidikan wanita di Arab Saudi. Bayangkan, 42,2% partisipan dalam penelitian tersebut ternyata buta huruf. Bahkan 75% wanita di Arab Saudi tidak memiliki mata pencaharian karena setengahnya bercerai. Sementara sisanya tinggal dengan para suami yang juga menganggur.

Sejauh ini, buta huruf memang masih menjadi masalah di kalangan wanita Arab mengingat 25,4% wanita di sana tidak melanjutkan pendidikan setelah lulus sekolah dasar. Kondisi tersebut menjadi alasan utama mengapa wanita di sana mengabaikan pentingnya kesehatan, sosial dan berbagai hak lainnya.

Tak aneh memang, mengingat masyarakat di kawasan Timur Tengah itu merasa pendidikan bukanlah hal yang penting bagi wanita.

Dalam penelitian tersebut, pemerintah juga disebutkan memberikan dana pensiun yang rendah bagi masyarakat.

Untuk diketahui, penelitian tersebut dilakukan pada 3.865 wanita di 13 wilayah besar di Arab Saudi. Partisipan dalam penelitian tersebut berusia 20-50 tahun. (sis/gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya