Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat situasi politik di Thailand akan berpengaruh ke Indonesia. Pengaruh tersebut terutama kepada pergerakan nilai tukar rupiah.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, kekisruhan politik di Thailand secara tidak langsung akan berpengaruh kepada Indonesia. Pasalnya, semua yang terjadi pada negara berkembang bisa saling mempengaruhi. "Tetapi pengaruhnya secara umum belum bisa dikatakan ada pengaruh langsung," jelasnya di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, Thailand merupakan mitra dagang Indonesia. Oleh sebab itu jika terjadi sesuatu dengan Thailand maka akan berpengaruh kepada aktifvitas ekspor dan impor dan kemudian akan berpengaruh juga kepada nilai tukar rupiah. "Jadi perkembangan di Thailand kami perlu mengikuti dan mewaspadai," tuturnya.
Menurut Agus, selain Thailand, situasi di negara-negara lain juga perlu diperhatikan. Contohnya Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan yang bakal dikeluarkan Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserved (The Fed) mengenai normalisasi dari sistem moneter dan risiko bunga yang meningkat.
"Selain itu kami juga mengawasi China dan India," tambahnya. Hal yang diperhatikan di China adalah pertumbuhan ekonominya yang mengalami penurunan. Hal yang sama juga terjadi dengan India.
Kemarin, Militer Thailand melakukan kudeta terhadap pemerintahan negara tersebut. Mereka mengambil kendali atas pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Melalui pernyataan yang disiarkan lewat televisi setempat, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengatakan akan memulihkan ketertiban dan menerapkan reformasi politik.
Kudeta ini ditempuh setelah pernyataan keadaan darurat pada Selasa 22 Mei 2014 menyusul krisis politik yang melanda negara itu sekitar 6 bulan terakhir.
Krisis politik Thailand berawal dari unjuk rasa di ibukota Bangkok tahun lalu yang menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.
Pemerintahan pimpinannya dianggap dikendalikan oleh abangnya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006. (Yas/Gdn)
Kudeta di Thailand Bisa Pengaruhi Nilai Tukar
Selain Thailand, BI juga mengawasi situasi di Amerika, China dan India.
diperbarui 23 Mei 2014, 17:46 WIBDiterbitkan 23 Mei 2014, 17:46 WIB
Hari Kamis lalu, pihak militer membekukan konstitusi, melarang kerumunan-kerumunan dan menahan beberapa orang politisi dengan alasan.
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Top 3: Pencopotan Shin Tae-yong dari Pelatih Timnas Indonesai Bikin Heboh
Trafik Internet Indosat Naik 10 Persen Pada Puncak Liburan Tahun Baru 2025
Mantan Menlu Retno Marsudi Bergabung dengan ParagonCorp, Apa Jabatan Barunya?
Top 3 Islami: Golongan Wanita yang Bisa Habiskan Pahala Amal Laki-Laki, Kisah Karomah Kiai Abbas Banyuwangi Hentikan Kereta dengan Benang
Resep Nasi Kebuli Sederhana yang Lezat dan Mudah Dibuat
Program Makan Bergizi Gratis Baru di 26 Provinsi Saja, Ini Alasannya
Mau Punya Keuangan Stabil di 2025? Simak Tips dari Pakar Ini
3 Faktor Ini Bakal Bikin Harga Bitcoin Meroket di 2025
Prospek Sektor Konsumer pada 2025 di Tengah Pelemahan Daya Beli dan Tekanan Nilai Tukar
3 Resep Sosis Sapi Buatan Rumah untuk Jadi Stok Makanan
Menyusuri Keindahan Pulau Breueh di Aceh, Surga Tersembunyi di Ujung Barat Indonesia
7 Januari 2015: Paris Berduka Akibat Serangan di Kantor Media Satir Prancis Charlie Hebdo, 12 Orang Tewas