Malam Ini, Menteri Ekonomi Jokowi Berkumpul Evaluasi Harga Minyak

Sejumlah menteri perekonomian kabinet kerja ikut rapat pada malam ini membahas harga minyak dunia merosot dan jatah subsidi energi pada 2015

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2014, 19:25 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 19:25 WIB
Harga Minyak Dunia Tertekan Dipicu Kekhawatiran Ekonomi Global
Harga minyak dunia kembali tertekan seiring permintaan melambat, sedangkan produksi minyak melimpah dan kekhawatiran ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah Menteri Perekonomian Kabinet Kerja mengadakan rapat membahas harga minyak dunia merosot dan jatah subsidi energi untuk 2015 di Kantor Kementerian Keuangan pada Rabu (3/12/2014) malam ini.

Dari pantauan Liputan6.com, di Kantor Kementerian Keuangan, Menteri yang hadir dalam rapat tersebut di antaranya Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soermarno, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng.

Rini mengungkapkan, rapat tersebut dilakukan untuk mengevalusasi harga perkembangan harga minyak dunia dan kuota BBM bersubsidi.

"Mengenai kuota, perkembangan harga minyak dunia," papar Rini.

Di kesempatan yang sama, Andy menambahkan, rapat tersebut membahas anggaran untuk energi 2015, seperti jatah Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar 46 juta Kilo liter (Kl). "Bahas 2015. Ya kaitannya dengan anggaran 2015 termasuk BBM," ungkap Andy.

Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada Rabu pekan ini, menyerah dari keuntungan di hari sebelumnya dari level di atas harga terendah dalam lima tahun.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah berjangka untuk pengiriman Januari menurun US$ 2,12, atau 3,1 persen menjadi US$ 66,88 per barel. Minyak berjangka telah turun untuk lima dari enam sesi terakhir. Sementara untuk minyak Brent susut US$ 2, atau 2,8 persen menjadi US$ 70,54 per barel. Brent turun untuk enam dari tujuh sesi terakhir. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya