Pemerintah Incar Transaksi US$ 46 Juta dari Pameran Seafood di AS

Partipasi Indonesia di ajang pameran itu mampu memperkuat penetrasi hasil perikanan Indonesia ke pasar Amerika Serikat.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Mar 2015, 20:53 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 20:53 WIB
Harga Ikan Makin Murah Di 2015
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Keikutsertaan Indonesia dalam Seafood Expo North America (SENA), diselenggarakan di Boston, Amerika Serikat (AS) pada 15-17 Maret 2015 membawa dampak positif bagi ekspor hasil perikanan nasional.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut P. Hutagalung mengatakan, partisipasi tersebut mampu memperkuat penetrasi hasil perikanan Indonesia ke pasar AS yang merupakan salah satu pasar yang penting di dunia.

"Produk yang banyak diminati adalah tuna, udang, gurita, kakap merah, mahi-mahi, tuna kaleng, oilfish, swordfish, wahoo, tenggiri, dan crab," ujar Saut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Sedangkan tren produk yang perlu diantisipasi oleh pelaku Indonesia di antaranya adalah tuna dalam pouch ukuran hingga 3 Kg yang  sebelumnya kemasan yang digunakan adalah kaleng dan tuna saku yang digunakan jaringan food service.

Secara total, Saut memperkirakan nilai transaksi selama pameran berlangsung mampu mencapai US$ 46 juta untuk 6 bulan ke depan.
Selain misi dagang, keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini juga dimanfaatkan untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah Indonesia dalam hal penanggulangan IUU Fishing dan sustainability sebagaimana Permen KP nomor 56 dan 57 tahun 2014 serta Permen KP nomor 1 dan 2 tahun 2015.

Hal ini rupanya juga sejalan dengan rancangan kebijakan pemerintah AS yang bermaksud untuk mengeliminir produk hasil IUUF di pasar AS sebagaimana tertuang dalam US Presidential Task Force on Combating IUU Fishing and Seafood Fraud.

"Terkait hal ini, Indonesia menyoroti kemungkinan penerapan dari kebijakan tersebut agar tidak menjadi hambatan perdagangan di kemudian hari khususnya bagi para nelayan kecil yang menjadi mayoritas produsen Indonesia," lanjutnya.

Sedangkan terhadap isu Seafood Fraud, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah pelabelan nama species yang diberikan nama berbeda untuk jenis ikan tertentu, misalnya kakap sawo diberikan nama sebagai kakap merah (scarlet) serta patin Vietnam diberikan nama grouper.

Selain itu, dalam kesempatan ini delegasi KKP juga mengadakan pertemuan dengan presiden National Fisheries Institute (NFI) guna membicarakan perkembangan ekspor impor produk perikanan di AS.

Hal ini dinilai yang perlu mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi hambatan perdagangan antara lain adalah traceability terkait dengan IUUF dan masalah tenaga kerja dimana mulai disorot dugaan perbudakan di kapal penangkap ikan yang beroperasi di Asia Tenggara.

"Hal ini sejalan dengan kebijakan KKP yang mengedepankan prinsip-prinsip perikanan berkelanjutan. Pada kesempatan tersebut, KKP menjelaskan kebijakan pemerintah terkait sustainability dan penanggulangan IUU Fishing," tandasnya.

Sekadar informasi,  SENA merupakan pameran tahunan seafood terbesar di Amerika, yang diikuti oleh lebih dari 1.500 perusahaan serta berasal lebih dari 100 negara. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya