Kunjungan Turis China ke RI Paling Tinggi

BPS mencatat jumlah turis China yang berkunjung ke Indonesia mencapai 143.782 kunjungan pada Maret 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Apr 2015, 15:22 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2015, 15:22 WIB
Candi Prambanan Jadi Primadona di Libur Lebaran
Kemegahan dan keindahan candi Hindu terbesar di dunia ini menjadi daya tarik bagi turis lokal bahkan turis mancanegara, Yogyakarta, Minggu (3/7/14). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menjadi 786,7 ribu turis. Pada Maret ini, China berhasil masuk top five negara dengan kunjungan wisman tertinggi ke Tanah Air.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo ‎menyebut, turis asal China menempati urutan teratas dengan jumlah kunjungan 143.782 kunjungan di Maret 2015 atau meningkat dibanding bulan sebelumnya 102.974 kunjungan.

Turis asing Malaysia yang datang ke Indonesia menurun dari 106.713 di Februari 2015 menjadi 97.792 di Maret 2015. Sedangkan jumlah wisman asal Singapura merosot tipis menjadi 95.536 kunjungan dari periode Februari ini 97.440 kunjungan. Turis asal Australia dan Jepang ‎masing-masing 73.873 dan 39.028 kunjungan atau meningkat dari 82.018 dan 46.333 kunjungan.

"China yang pertama jadi top turis di Maret ini, karena biasanya Singapura dan Malaysia. Sebelumnya belum pernah, mungkin dalam kurun waktu 10 tahun terakhir atau mungkin lebih panjang lagi," tegas Sasmito dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Dia menjelaskan, ketergantungan Indonesia terhadap Negeri Tirai Bambu ini semakin besar di sektor pariwisata, perdagangan ekspor dan impor. Indonesia semakin disesaki pasar China yang sekadar ingin berlibur, bahkan berbisnis di Tanah Air.

Jumlah kunjungan wisman asal China, kata Sasmito, akan semakin meningkat paska pembebasan visa untuk 30 negara termasuk China. Kenaikan jumlah kunjungan wisman diperkirakan bakal melonjak pada Mei atau setelah bulan puasa yakni Juli dan Agustus.

"Mei puncak liburan, Juni masuk bulan puasa sehingga susah naik jumlah wisman terutama dari negara-negara Islam seperti Malaysia, Timur Tengah, dan lainnya. Tapi banyak turis asing belum menyebar ke Timur Indonesia, yaitu Raja Ampat, Maluku Utara dan sebagainya," pungkas Sasmito. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya