Soal Energi Terbarukan, RI Tak Boleh Ketinggalan

Pemerintah akan berupaya membuka pasar bagi energi baru terbarukan di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2015, 16:25 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 16:25 WIB
Panas Bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan.
Panas Bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan bahwa pemerintah akan berupaya membuka pasar bagi energi baru terbarukan di Indonesia. Hal ini diharapkan mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di sektor energi ini.

Dia menjelaskan, saat ini telah banyak perusahaan yang telah memfokuskan bisnisnya pada energi baru dan terbarukan. Namun karena pasarnya masih rendah, maka energi ini tidak berkembang dengan baik, khususnya di Indonesia.

"Banyak perusahaan yang sudah mengelola renewable dan konservasi energi, dua ini berjalan bersama-sama. Ini tinggal scaling up market-nya saja, pasarnya harus dilebarkan. Dengan cara kebijakannya didorong. Pemerintah berikan insentif, supaya demand-nya terbentuk market-nya terbentuk, ini tugas pemerintah," ujarnya dalam World Economic Forum di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Dia mengatakan, untuk pengembangan energi baru dan terbarukan ini, Indonesia tidak boleh lagi ketinggalan dari negara lain. Sebab, Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi sumber energi non-fosil terbesar di dunia seperti cahaya matahari, air, angin, panas bumi, dan segala macam tanaman yang bisa dijadikan bahan baku energi.

"Cuma di masa lalu kita fokus di energi fosil, makanya ini tidak dapat perhatian yang baik. Sekarang coba kita cara apndang baru pada waktunya kan itu akan habis. Kenapa kita tidak mulai serius investasi di-renewable, tren dunia juga memang sudah mengarah kesana. Nah kita tidak boleh ketinggalan. Sebetulnya resouces kita luar biasa," jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan ajang World Economic Forum ini, Sudirman menyatakan bahwa ajang ini bukan menjadi tempat untuk membicarakan investasi di sektor tersebut. Meski demikian, dia tetap berharap ajang ini bisa jadi batu loncatan untuk menarik investasi di sektor energi baru terbarukan.

"Ini saya kira bukan tempat untuk making a deal. Tapi kita juga komunikasi para player dibidang itu," tandasnya. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya