Liputan6.com, New York - OPEC membantah kabar yang menyebutkan organisasi ini memprediksi harga minyak dunia akan berada di bawah US$ 100 per barel hingga 10 tahun ke depan. Pihaknya juga menyangkal adanya rencana rekomendasi untuk membatasi kuota produksi minyak dunia.
Melansir laman CNBC, Rabu (13/5/2015), OPEC mempertanyakan akurasi berita yang pertama kali dimuat sebuah media ternama asal Amerika Serikat. OPEC menegaskan, artikel yang ditulis media tersebut memuat berbagai referensi yang keliru.
Baca Juga
Sebelumnya, artikel tersebut menyebutkan OPEC merasa harga minyak tak akan kembali ke level US$ 100 per barel dalam waktu dekat. Bahkan, disebutkan harga minyak akan berada di kisaran US$ 76 per barel pada 2025.
Advertisement
"Sekretariat OPEC menegaskan bahwa seluruh pernyataan dan data yang dibuat di artikel tersebut tidak memiliki dasar apapun. Bukan hanya karena artikel itu memuat banyak data tak akurat tapi banyak materi tidak disebutkan berdasarkan dokumen yang jelas bahwa Sekretariat OPEC kini tengah mengembangkan kolaborasi dengan negara-negara anggotanya," demikian konfirmasi Sekretariat OPEC.
Artikel tersebut dirilis sehari sebelum laporan bulanan OPEC untuk Mei keluar dan sebulan menjelang pertemuan OPEC berikutnya. Sejumlah analis mengatakan, OPEC tak akan mengambil aksi perubahan soal produksinya pada pertemuan Juni mendatang.
Founding Partner Again Capital John Kilduff mengatakan, respons OPEC kali ini sangat tak biasa. Dirinya ragu apakah OPEC mengatakan yang sebenarnya atau terlalu sensitif menghadapi berbagai kabar mengenai organisasinya.
Beberapa anggota OPEC seperti Venezuela dan Iran sebenarnya telah mengusulkan adanya pemangkasan produksi minyak dan tak setuju dengan upaya Arab Saudi membiarkan pasar yang mengendalikan harga minyak.
Tapi strategi tersebut telah disepakati pada pertemuan OPEC November lalu yang akhirnya menjatuhkan harga minyak ke kisaran US$ 42 per barel untuk jenis West Texas Intermediate pada Maret. (Sis/Nrm)