Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat tipis dipicu kombinasi pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan membaiknya data ekonomi China. Pada perdagangan sebelumnya, saat pasar keuangan Indonesia tutup karena memperingati Hari Raya Waisak, dolar AS menguat karena data manufaktur AS tercatat naik.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (3/6/2015), mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 13.196 per dolar AS. Di awal pekan, rupiah memang sempat melemah agak jauh ke level 13.230 per dolar AS.
Sementara itu, kurs valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah menguat sangat tipis 0,02 persen ke level 13.208 per dolar AS. Rupiah sempat menguat lebih lanjut ke level 13.205 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:23 waktu Jakarta.
Sementara itu, rupiah tak menunjukkan fluktuasi signifikan sejak dibuka di level 13.200 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini rupiah cenderung menguat di kisaran 13.200 per dolar AS hingga 13.208 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah akan bergantung pada sejumlah sentimen dari luar. Saat ini perhatian investor asing tengah fokus pada hasil rapat Bank Sentral Eropa malam ini. Para rapat sebelumnya, Bank Sentral Eropa mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya yaitu dengan membeli surat utang dengan nilai yang cukup besar.
Dengan pembelian surat utang ini diharapkan bisa memberikan likuiditas di pasar sehingga sehingga menggerakkan sektor riil. Sebenarnya kebijakan pelonggaran moneter ini sudah dilakukan oleh Amerika dan Jepang. Namun nilai yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa jauh lebih tinggi.
Selain itu, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, neraca perdagangan AS yang juga akan dirilis malam ini menjadi salah satu angka yang dinanti para pelaku pasar. Data neraca perdagangan tersebut akan berdampak kepada nilai tukar dolar AS sehingga juga berpengaruh kepada nilai tukar rupiah.
"Menjelang pengumuman neraca perdagangan malam ini, dolar diperkirakan melemah di pasar Asia dan mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut," tuturnya. (Sis/Gdn)
Data Ekonomi China Positif, Rupiah Menguat Tipis
Nilai tukar rupiah menguat tipis dipicu kombinasi pelemahan dolar AS dan baiknya data ekonomi China.
diperbarui 03 Jun 2015, 11:30 WIBDiterbitkan 03 Jun 2015, 11:30 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pramono Bidik Jakarta Masuk 50 Besar Kota Global dalam 5 Tahun
City Camp 2024 Petjah, BtoB hingga Ateez Janji Akan Datang Lagi ke Indonesia
Era Kejayaan Gaji Pekerja Startup di Indonesia Habis, Apa Sebabnya?
Jangan Salah Langkah, Begini Cara Menerapkan 'Self Love' yang Benar untuk Membangun Kesehatan Mental
Cawagub Kun Wardhana Ingin Jakpro Kembalikan TIM ke Pemprov Agar Bisa Digratiskan
Operasikan Kabel Bawah Laut, Perusahaan Ini Tunjukkan Komitmen Bangun Infrastruktur Digital di Indonesia
Siap Atasi Macet Jakarta, Pramono Anung: Kami Siapkan Transjabodetabek
Dear Vadel Badjideh, Nikita Mirzani Sudah Tutup Pintu Maaf dan Restorative Juctice untuk Kasus Lolly
Atasi Macet Jakarta, Ridwan Kamil Mau Bikin Riverway Melintasi 13 Sungai
Debat Perdana Pilkada Jakarta 2024, Setiap Pasangan Calon Sampaikan Visi-Misi
VIDEO: Siaga! Setop Aksi Premanisme, Usut Tuntas Dalang Dibaliknya
Kun Wardhana di Debat Perdana Pilkada: Pendidikan Budaya Harus Ditamankan Sejak Usia Dini