Jurus BI aga Stabilitas Rupiah di Tengah Penguatan Dolar AS

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan Bank Indonesia memiliki beberapa strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil, terutama di tengah situasi global yang tidak menentu.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Jan 2025, 20:41 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 20:37 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil RDG November 2024, Rabu (20/9/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil RDG November 2024, Rabu (20/9/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar AS yang menguat kerap memberikan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, saat menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Namun, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan Bank Indonesia memiliki beberapa strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil, terutama di tengah situasi global yang tidak menentu.

Salah satu langkah utama yang dilakukan BI adalah dengan aktif berada di pasar untuk melakukan intervensi. Menurut Perry, BI melakukan intervensi baik secara tunai di pasar spot maupun dengan mekanisme Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

Selain itu, dengan cadangan devisa Indonesia yang cukup besar, yakni mencapai USD 155,4 miliar, menjadi salah satu faktor penopang stabilitas rupiah terhadap dolar AS.

Cadangan ini diperoleh dari aliran masuk (inflow) yang terjadi pada periode sebelumnya dan kini dimanfaatkan untuk menjaga nilai tukar.

"Kami terus berada di pasar terus melakukan stabilitas nilai tukar rupiah, dan cadangan devisa kami cukup besar Rp 155,4 miliar, dan kami kumpulkan ini pada saat dulu terjadi inflow, dan kami gunakan untuk menjaga stabilitas dari sisi nilai tukar ini," kata Perry dalam Konferensi Pers KSSK, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

Pentingnya Koordinasi Kebijakan Fiskal dan Moneter

Menurut Perry, upaya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter juga menjadi kunci keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas. Ia menyebutkan bahwa BI dan Kementerian Keuangan bekerja erat dalam hal pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Caranya bagaimana? yaitu kami intervensi secara tunai di pasar spot maupun juga secara forward domestik non delivery forward dan koordinasi bu Menteri Keuangan untuk pemilihan SBN dari pasar sekunder," jelasnya.

Adapun pada tahun lalu, Bank Indonesia membeli SBN senilai Rp 178,4 triliun sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas nilai tukar. Untuk tahun ini, BI kembali berencana melanjutkan pembelian SBN dari pasar sekunder, termasuk dalam mekanisme burden sharing dengan total yang direncanakan mencapai Rp 100 triliun.

"Insyallah kami bisa membeli lebih dari itu sehingga bisa melakukan stabilitas," ujarnya.

 

Nilai Tukar Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada awal perdagangan Jumat ini. Penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal yaitu pelemahan dolar AS.

Pada Jumat (24/1/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta menguat 61 poin atau 0,37 persen menjadi 16.223 per dolar AS dari sebelumnya 16.284 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, penguatan kurs rupiah pada hari ini karena permintaan Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan suku bunga di AS.

"Dolar AS tertekan oleh permintaan Trump agar suku bunga di AS segera diturunkan,” ungkapnya dikutip dari Antara.

Permintaan Presiden AS tersebut karena kebijakan pro ekonomi Trump membutuhkan dukungan suku bunga yang rendah.

 

Prediksi Rupiah

Tertekan, Rupiah Terjun ke Level Rp16.283 per Dolar AS
IHSG ditutup anjlok 71,987 poin (1,02 persen) ke posisi 7.016,879. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dalam hal ini, Lukman menyampaikan bahwa permintaan menurunkan suku bunga bukan wewenang Trump, tetapi bisa menjadi pertimbangan Federal Reserve (The Fed) ke depannya.

“Klaim pengangguran tinggi bisa juga disebabkan oleh kebakaran di LA (Los Angeles) beberapa waktu lalu,” kata Lukman

Melihat sentimen dalam negeri, revisi kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) disebut tetap akan mendukung rupiah dalam jangka panjang

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan kurs rupiah berkisar 16.150 per dolar AS-16.300 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya