Harga Emas Terus Melambung

Kenaikan harga emas disebabkan karena meningkatnya permintaan dari China.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Okt 2015, 06:22 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2015, 06:22 WIB
Ilustrasi Emas
Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali melonjak pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga emas karena tertundanya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan langkah investor China yang mencari instrumen lindung nilai di saat pasar saham mereka sedang bergejolak.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (15/10/2015), harga emas naik menjadi US$ 1.174,73 per ounce saat pembukaan perdagangan. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 1 Juli lalu. Namun kemudian harga emas kembali turun ke level US$ 1.172,48 per ounce.

Angin segar yang mendorong harga emas mencapai level tinggi tersebut karena kemungkinan penundaan rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kekhawatiran akan rencana kenaikan tersebut mereda sejak awal bulan ini setelah The Fed mengeluarkan laporan hasil rapat yang dilakukan pada pertengahan September 2015 lalu.

Semula banyak pihak memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Namun dari hasil rangkuman isi pertemuan tersebut disimpulkan bahwa The Fed akan menunggu tanda-tanda yang lebih nyata mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Sejak keluarnya laporan tersebut indeks dolar AS melemah sehingga menggerakkan harga emas ke posisi yang lebih tinggi. "Kami memperkirakan dolar AS akan melemah lebih dalam lagi," jelas Analis Phillip Futures Ltd, Howie Lee.

Ia melanjutkan, kenaikan harga emas juga disebabkan karena meningkatnya permintaan dari China karena kekhawatiran investor akan penurunan harga saham di negara tersebut.

Banyak orang mencari instrumen investasi alternatif sejak musim panas lalu karena tak ingin terombang-ambing pergerakan harga saham di China. Emas menjadi pilihan paling mudah karena komoditas tersebut merupakan instumen save haven. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya