PLN Listriki Manggarai dengan Panas Bumi

PLTP Ulumbu punya daya terpasang sebesar 4x2,5 Mega Watt (MW) yang memasok aliran listrik ke dalam sistem Ruteng.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Feb 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2016, 10:15 WIB
2016, PLTP Karaha Siap Suplai Listrik
PLTP Karaha merupakan salah satu total project panas bumi Pertamina mulai hulu hingga transmisi dan dijadwalkan mengalirkan listrik ke PLN pada akhir 2016. (REUTERS/Beawiharta)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memanfaatkan energi panas bumi atau geotermal untuk membantu sistem kelistrikan di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk memanfaatkan energi baru terbarukan.

Plt Kepala Satuan Komunikasi Korporat Agung Murdifi mengatakan,‎ pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) diambil dari tiga sumur dengan kedalaman masing-masing untuk ulumbu 1 sedalam 1.887,4 meter; ulumbu 2 sekitar 878,6  meter; dan ulumbu 3 sedalam 945,4 meter.

"Ulumbu ini terletak di Desa Wewo, Manggarai, dekat dengan gunung vulkanik Anak Ranaka. Memanfaatkan sumber uap dari kaki gunung Pocoleok," kata ‎Agung, di Jakarta, Kamis (11/2/2016).

PLTP ulumbu mempunyai daya terpasang sebesar 4 x 2,5 Mega Watt (MW) yang memasok aliran listrik ke dalam sistem Ruteng. Sebagian daerah yang mendapatkan aliran listrik dari PLTP ini adalah kabupaten Manggarai, sebagian Manggarai timur, dan Manggarai Barat.

Saat ini sistem listrik Ruteng di pasok dari PLTD Waso dan PLTP Ulumbu. Dengan adanya PLTP Ulumbu, PLN berhasil menekan Biaya Pokok Produksi (BPP) hingga 60 persen. Jika sebelumnya ketika hanya dipasok dari PLTD membutuhkan bahan bakar solar hingga 900 ton per bulan, kini hanya 150 ton per bulan.

"Saat ini yang sudah beroperasi 3 unit. Rencananya pada Maret, 4 unit beroperasi. Artinya, semua PLTD akan kami hentikan operasinya. Tentu saja kami akan menghemat BPP, karena tidak ada lagi pembelian BBM jenis solar," tutur Agung.

PLTP ulumbu ini diresmikan pada 11 November 2011, sementara untuk pengoperasiannya mulai Januari 2012. Saat ini beban puncak Ruteng untuk siang 4,4 MW; dan untuk malam hari 8,1 MW. (Pew/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya