Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka naik, bahkan mencatatkan kenaikan tertinggi dalam tiga minggu. Penguatan harga emas itu didukung dari bursa saham Amerika Serikat (AS) berusaha menemukan arah di tengah rilis data tenaga kerja sektor swasta lebih baik.
ADP melaporkan kalau tenaga kerja sektor swasta bertambah 214 ribu pada Februari, dan ini melebihi perkiraan ekonom.
Baca Juga
Laporan data tenaga kerja tersebut dapat menjadi sentimen awal untuk laporan data tenaga kerja dari pemerintah yang dirilis pada Jumat. Sentimen tersebut dapat membantu menentukan arah harga emas.
Advertisement
Baca Juga
Ada pun pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga emas naik 0,9 persen menjadi US$ 1.241,80 per ounce. Sementara itu, harga perak menguat 1,8 persen menjadi US$ 15.022 per ounce.
Bursa saham AS sedang berjuang untuk menemukan arah mendukung pergerakan harga emas. Hal itu mengingat biasanya harga emas berbanding terbalik dengan bursa saham.
"Emas telah dapat menguat dan bertahan cukup baik, dan melemah secara moderat di tengah bursa saham dan dolar meningkat tajam. Harga emas pun tergantung dari arah mana emas akan keluar dari kisaran konsolidasi di antara US$ 1.200 dan US$ 1.250," ujar Analis Forex.com, Fawad Razaqzada, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (3/3/2016).
Ia menambahkan, data ekonomi AS pada pekan ini juga membantu untuk meningkatkan kemungkinan kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Juni. Hal ini dapat menjadi pemicu aksi jual di emas.
Analis AvaTrade Naeem Aslam mengatakan, meski laporan ADP kuat tetapi data tenaga kerja pada Jumat juga sangat penting. "Pelaku pasar pun tidak akan bermain penuh," kata dia. (Ahm/Igw)