Keahlian Ini Terus Dicari Perusahaan Investasi

Perusahaan investasi di Wall Street makin gencar mempekerjakan ahli teknologi dari Silicon Valley.

oleh Vina A Muliana diperbarui 14 Mar 2016, 10:48 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 10:48 WIB
Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia.
Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi terbesar di dunia, Bridgewater Associates, mempekerjakan executive officer co-chief baru, yaitu Jon Rubinstein pada Kamis pekan lalu.

Dia adalah mantan eksekutif Apple, perusahaan yang telah mengembangkan iPod dan Palm. Dengan dana kelolaan US$ 157 miliar atau sekitar Rp 2.050 triliun (asumsi kurs Rp 13.060 per dolar Amerika Serikat), tentunya Bridgewater tidak akan sembarangan merekrut karyawan.

Melansir dari Forbes, Senin (14/3/2016), Bridgewater memperjelas keputusan mereka mempekerjakan pemain terkemuka dari Silicon Valley tersebut. Silicon Valley adalah julukan bagi daerah selatan dari San Francisco Bay Area, California Amerika Serikat.

Di dalam catatannya pada klien, Bridgewater menyebutkan, mereka harus membawa co-CEO yang luar biasa dengan fokus teknologi yang kuat untuk melengkapi kepemimpinan yang ada.

Dalam catatan tersebut juga dijelaskan teknologi merupakan hal yang penting di Bridgewater. Terutama karena salah satu visi utama mereka di masa depan adalah untuk terus membangun pengambilan keputusan sistematis yang sudah sukses di daerah investasi, juga untuk memperluas manajemen.

Selain pengangkatan Rubinstein, Bridgewater juga mengatakan Craig Mundie, selaku mantan kepala penelitian dan strategi petugas di Microsoft, akan menjadi ketua co-eksekutif Bridgewater, bersama Ray Dalio, selaku pendiri Bridgewater Associates.

Sebelumnya, Bridgewater juga pernah menyewa David Ferrucci, yang memimpin tim di IBM pengembang sistem komputer Watson.

Bridgewater bukan satu-satunya perusahaan investasi yang mengincar ahli teknologi terkemuka. Two Sigma Investments juga merupakan perusahaan dana investasi perdagangan kuantitatif di New York dengan US$ 32 miliar yang didirikan oleh insinyur komputer David Siegel dan John Overdeck, yang pernah bekerja di Amazon.

Pada Oktober 2015, Two Sigma juga mempekerjakan Alfred Spector, wakil kepala bagian penelitian dan inisiatif khusus, berfokus pada pembelajaran mesin. Perusahaan lain yang mengincar Silicon Valley adalah BlackRock, manajer aset terbesar di dunia. Mereka mempekerjakan Bill McCartney, seorang ilmuwan riset senior di Google.

Perusahaan-perusahaan keuangan terkaya di Wall Street percaya ada sebuah revolusi terjadi di manajemen aset.

Mereka berpikir kesuksesan yang dihasilkan Amazon pada bagian ritel dan Facebook pada bagian media bisa menguasai permainan investasi. Jadi perusahaan cerdas mempersenjatai diri dengan jenis bakat yang diperlukan untuk sukses.

Mempekerjakan ahli teknologi bukan hal baru bagi perusahaan-perusahaan keuangan elit. Lebih dari 20 tahun yang lalu, miliarder James Simons menyewa dua insinyur IBM, Robert Mercer dan Peter Brown, yang sekarang menjabat eksekutif co-chief di Renaissance Technologies, perusahaan dana investasi kuantitatif yang didirikan Simons sendiri. Mempekerjakan ahli teknologi sudah menjadi sangat umum dan intens di Wall Street. (Shabrina Aulia Rahmah/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya