Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, meratakan penyaluran listrik merupakan hal yang menantang. Lantaran saat ini yang tersisa terletak di wilayah terpencil.
Sudirman Said mengatakan, dalam membangun kelistrikan dari nol menuju 80 persen merupakan hal yang ringan karena wilayah yang dibangun mudah dijangkau. Sedangkan dari 80 persen untuk mencapai 100 persen menghadapi tantangan karena wilayah tersebut belum terjamah listrik karena terletak di wilayah terpencil.
Baca Juga
"Sudah pasti yang tersisa daerah yang tersulit memang secara natural daerah yang terpencil daerah yang tidak dijangkau dengan infrastruktur sehingga pembangunan ketenagalistrikan relatif tertinggal," kata Sudirman, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Advertisement
Sudirman mengungkapkan, saat ini ada 12.669 desa yang telah mendapatkan listrik tetapi belum sempurna penyalurannya. Sedangkan yang belum mendapatkan listrik ada 2.519 desa.
Baca Juga
"12.669 desa adalah statistik kita yang jumlah desa itu 16 persen dari desa yang kita punya, yang belum mendapatkan listrik secara ajek artinya bisa saja 6 jam mendapatkan listrik," tutur Sudirman.
Sudirman menuturkan, meski sulit dijangkau pemerintah akan hadir dengan menyalurkan listrik. Hal tersebut akan dipercepat untuk mengejar pemerataan kelistrikan mencapai 100 persen. Desa tersebut akan dilistriki dengan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"2.519 di antaranya masih betul gelap ini PR kita dan itu bagian yang harus kita kebut,untuk menuju rasio elektrifikasi 100 persen, caranya yang dilakukan adalah karena daerah itu naturaly jauh dari jaringan listrik nasional maka harus dilistriki dengan mengandalkan EBT. Ada di wilayah setempat matahari air angin, biofuel sampai bio mass, ada geothermal,tergantung kondisi wilayahnya maka energi baru terbarukan ini akan kita kebut untuk jadi solusi daerah yang belum mendapatkan listrik," jelas Sudirman. (Pew/Ahm)