Menteri Susi Bantah Buka Keran Impor Ikan Cakalang

Menteri Susi menduga ikan cakalang tersebut sengaja dimasukkan ke Indonesia sebelum dikirim ke Eropa.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jun 2016, 17:14 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 17:14 WIB
20150527-Menteri-Susi-Beberkan-Upaya-Penyelamatan-Hiu-Paus-HEL
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti memberi keterangan terkait penyelamatan hiu paus dari pemanfaatan secara illegal, Jakarta, Jumat (27/5). Hasil operasi ditemukan hiu paus di keramba jaring apung PT Air Biru Maluku. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyatakan masuknya 2.000 ton ikan cakalang melalui Pelabuhan ‎Muara Baru, Jakarta Utara, merupakan bentuk kamuflase ekspor hasil perikanan dari negara lain.

Susi menduga ikan cakalang tersebut sengaja dimasukkan ke Indonesia sebelum dikirim ke Eropa. Hal ini lantaran negara asalnya tidak bisa langsung mengekspor produk ikan cakalang ke benua biru tersebut.

"Dari negara luar dapat yellow card, sehingga enggak boleh jualan ke negara Eropa. Jangan sampai jadi tempat pencucian saja, semua yang masuk akan kita awasi," ujar dia di Jakarta, Rabu (8/6/2016).

 



Susi mengungkapkan, ‎hingga saat ini dirinya belum mengetahui dengan pasti asal 2.000 ton ikan cakalang tersebut. Menurut dia, pihaknya masih terus mendalami dan melakukan penyelidikan terkait masuknya ikan-ikan tersebut ke Indonesia.

"Pengusaha dan negara asal akan dilacak, yang penting jangan sampai ganggu sehingga nelayan susah. Vietnam dan Thailand sudah dapat yellow card, sehingga tak bisa jual ke Eropa," kata dia.

Selain itu, Susi juga mengelak jika disebut sengaja membuka keran impor untuk produk perikanan ini. Dia menegaskan, pihaknya telah mengurangi impor karena mengutamakan produk lokal untuk dikonsumsi di dalam negeri.

"Kebijakan impor dari dulu sampai sekarang sama. Sebetulnya dari data, impor ikan kita turun, hanya jenis ikan tertentu, saya akui juga ada kesulitan impor salmon dari pengusaha restoran, saya sudah minta itu diperbaiki," tand‎as dia. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya