Penerimaan Negara dari Sektor Hulu Migas Masih Rendah

Penerimaan negara dari sektor hulu migas sampai semester I tahun ini mencapai US$ 4,23 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jul 2016, 11:19 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 11:19 WIB
Hasil Migas Dinikmati Seluruh Rakyat Indonesia
Hasil komersialisasi minyak dan gas bumi (migas) menjadi sumber pendapatan bagi negara untuk membiayai berbagai program pembangunan.

Liputan6.com, Bandung - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, ‎penerimaan negara dari sektor hulu migas masih rendah, meski target lifting migas telah tercapai.

Kepala Humas SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan, penerimaan negara dari sektor hulu migas sampai semester I tahun ini mencapai US$ 4,23 miliar. Bila dibandingkan target dalam rencana kerja dan anggaran ‎2016 sebesar US$ 7,07 miliar, maka realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas baru mencapai 59,8 persen.

‎"Jadi penerimaan negara lebih kecil dari target rencana kerja anggaran US$ 7,07 miliar," kata Taslim, dalam Media Gathering SKK Migas di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/7/2016).

Menurut Taslim, meski lifting migas pada semester I telah mencapai target Rencana Kerja anggaran 2016, tetapi penerimaan ‎negara dari sektor hulu migas belum mencapai target.

Hal tersebut seiring penurunan harga minyak dunia yang berimbas pada harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

Taslim mengungkapkan, dalam rencana kerja anggaran, ICP tercantum US$ 40 per barel. Namun, realisasi rata-rata ICP hanya sebesar US$ 36,16 per barel atau baru mencapai 90,4 persen dari target.

"Jadi masalah capaian ICP, kita target US$ 40 per barel capaian US$ 36,16 hanya 90,4 persen. Jadi penerimaan negara lebih kecil dari US$ 7,07 miliar ‎," tutur dia.

‎Lifting minyak nasional pada semester I mencapai 817,9 ribu barel per hari, di atas rencana kerja anggaran perubahan 2016 sebesar 817,5 ribu barel per hari.

Dengan capaian lifting minyak tersebut, diperkirakan lifting minyak sampai akhir 2016 mencapai 824 ribu barel per hari atau 100,9 persen dari target.

‎Sedangkan untuk lifting gas pada semester I 2016 mencapai 6,6 mmscfd ‎lebih tinggi 105 persen dari rencana kerja anggaran lifting gas 2016 yaitu sebesar 6,2 mmscfd.

Sampai akhir tahun lifting gas diperkirakan mencapai 6,3 mmscfd, atau lebih tinggi 101 persen dari target lifting gas yang ditetapkan dalam Rencana kerja anggaran.‎ Taslim pun optimis, target migas pada 2016 akan tercapai. "Dengan melihat kondisi lifting, Insya Allah bisa dicapai sampai akhir 2016," tutup Taslim.(Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya