Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat penyerapan gas oleh konsumen domestik belum optimal. Padahal alokasi gas untuk dalam negeri terus meningkat.
Kepala Humas SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan‎, tahun ini alokasi gas untuk dalam negeri sebanyak 4.016 BBTUD atau 57 persen dari total produksi. Sedangkan alokasi untuk ekspor di angka 2.797 BBTUD.
Alokasi gas domestik pada tahun ini mengalami peningkatan jika dibanding dengan tahun lalu. Pada 2015, Â alokasi gas domestik berada di angka 3.882 BBTUD atau 56 persen dari produksi gas nasional. Sedangkan gas yang diekspor mencapai 3.000Â BBTUD.
Advertisement
"Gas domestik 58 persen dari total lifting gas yang kita peroleh, eskpor cenderung turun dari 2011," kata Taslim, dalam media gathering SKK Migas, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/7/2016).
Baca Juga
Menurut Taslim, meski alokasi gas untuk dalam negeri terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi penyerapan gas oleh sektor-sektor yang mendapat alokasi gas belum optimal, bahkan masih di bawah alokasi. "Kalau kita lihat realisasi pemanfaatan gas bumi kita lihat tidak banyak terserap," ungkap Taslim.
Berdasarkan data realisasi pemanfaatan gas bumi 2016 untuk pemanfaatan gas ekspor dan domestik, pemanfaatan gas untuk ekspor sebesar 29 persen, industri 22 persen, pupuk 10 persen, ekspor gas pipa ke Singapura dan Malaysia 11 persen, dan listrik 14 persen.
"Data semester I 2016, total penggunaan gas untuk domestik adalah sekitar 58 persen dari total lifting gas yang kita peroleh tahun ini," tutur Taslim.
Sektor yang belum optimal menyerap alokasi gasnya adalah industri dengan alokasi 1.800 BBTUD yang terserap hanya 1.500 BBTUD, pupuk 758 BBTUD yang terserap hanya 718 BBTUD, dan kelistrikan alokasi 1.100 BBTUD yang terserap hanya 1.000 BBTUD. Hal tersebut disebabkan berhentinya kegiatan industri karena libur lebaran. "Kemudian juga untuk Pupuk juga kecil listrik. Apalagi dalam H-7 sampai H+7 lebaran industri juga libur juga," tutup Taslim.