Genjot Investasi, Pemerintah akan Perbaiki Infrastruktur Batam

Batam sebenarnya sudah memiliki bandara tapi sudah lama tak direnovasi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Sep 2016, 20:15 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2016, 20:15 WIB
IHK
Batam
Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan untuk mendorong investasi di Batam memerlukan perbaikan dari segi infrastruktur, seperti bandara serta pelabuhan.
 
Darmin menuturkan, sebenarnya landas pacu bandara di Batam telah memenuhi standar. Tapi sayang, bandara itu sudah lama tidak direnovasi.
 
"Untuk ukuran standar lapangan terbang kita itu termasuk yang run way itu panjang. Tapi ya memang sudah lama tidak ada renovasi atau apa tapi itu sedang berjalan, kita mulai dari yang kecil-kecil dulu karena kita dananya juga. Karena kita tidak punya dana khusus," kata dia di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian Lapangan Banteng Jakarta, Senin (19/9/2016).
Demikian pula untuk pelabuhan, dia menambahkan, fasilitas ini memerlukan perbaikan. Apalagi pelabuhan memiliki peran vital dalam mendorong investasi karena menentukan waktu bongkar muat.
 
"Apalagi dalam situasi APBN seperti sekarang. Pelabuhan itu penting sekali karena itu akan menentukan kecepatan bongkar barang di Batam," ujar dia.
 
Pada hari ini, Darmin menyaksikan penandatangan nota kesepahaman antara BP Batam dan PT Enerco RPO International selaku investor asal Singapura dan PT Kabil Citranusa selalu pemilik Kawasan Industri Terpadu Kabil.
 
Di nota kesepahaman ini, BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembangunan Kilang Treated Distillate Aromatic Extract (TDAE) di Batam melalui Program KILK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi).
 
Proyek ini mencapai sekitar US$ 98 juta terdiri dari biaya investasi dan modal kerja yang sepenuhnya didukung investor swasta nasional.
 
Pekerjaan engineering telah dimulai sejak Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2017.
 
Kilang TDAE ini akan dibangun di Kawasan lndustri Terpadu Kabil  Batam dengan luas lahan 2,3 hektar. Lokasi kilang dianggap strategis  lantaran armada tanker akan dipersiapkan langsung dari Batam ke wilayah Indonesia dan negara tujuan ekspor di Singapura, China, Korea. Jepang dan India.
 
Darmin berharap, dengan adanya nota kesepahaman ini akan mendorong investasi lain yang berasal dari Singapura.
 
"Sehingga kira merasa ini sesuatu indikasi yang bagus, setelah lama tidak ada, bukan hanya di Batam, tapi juga daerah lain. Nah sekarang setelah ada ya kita anggap penting sehingga kita bikin acara lah untuk penandatanganan. Kita percaya dengan mulainya ini akan berdatangan investor-investor Singapura yang lain. Karena ini adalah grup bisnis yang punya nama di sana," tandas dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya