Mengintip Strategi Ekonomi Hillary Clinton Vs Donald Trump

Strategi kebijakan ekonomi merupakan satu topik yang sering diangkat oleh kedua kandidat presiden.

oleh Vina A Muliana diperbarui 27 Sep 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 17:30 WIB
Mengintip Strategi Ekonomi Hillary Clinton dan Donald Trump
Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump (kiri) menyapa rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton jelang acara debat capres pertama di Hofstra University, New York, Senin (26/9). (REUTERS/Mike Segar)

Liputan6.com, New York - Pertarungan memperebutkan kursi presiden Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Dua kandidat calon presiden Amerika Serikat Hillary Clinton dan Donald Trump terus berkampanye demi sukses menggaet dukungan publik.

Tidak hanya berkunjung ke berbagai tempat di Amerika Serikat, mereka juga mengungkapkan berbagai strategi kebijakan apabila nanti terpilih menjadi presiden AS. Strategi kebijakan ekonomi ini menjadi satu topik yang sering diangkat oleh kedua kandidat presiden. 

Melansir Wall Street Journal, Selasa (27/9/2016) berikut ulasan strategi ekonomi Hillary Clinton dan Donald Trump.

1. Soal Lapangan Pekerjaan

Hillary Clinton

Mantan ibu negara ini menekankan bahwa lapangan pekerjaan di Amerika Serikat terus bertambah. Ia memuji keberhasilan pemerintahan Barack Obama yang mampu menciptakan lapangan kerja setelah resesi yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008.

Namun, Hillary juga mengungkap bahwa ia terus berusaha untuk menciptakan ribuan lapangan pekerjaan per bulan. Hal ini dilakukan agar kondisi tenaga kerja Amerika Serikat dapat kembali selayaknya sebelum resesi melanda.

Donald Trump

Berbeda dengan Hillary Clinton, Trump justru mengatakan bahwa tingkat pengangguran di Amerika Serikat lebih besar dari data yang beredar. Trump menekankan bahwa tingkat pengangguran Amerika berada di kisaran 18 hingga 20 persen.

Pajak

2. Soal Pajak

Hillary Clinton

Di bidang pajak, Hillary Clinton membidik penarikan pajak lebih besar bagi warga Amerika Serikat yang memiliki pendapatan tinggi. Ia juga mengusulkan untuk mengenakan pajak properti mencapai 65 persen.

Hal ini ditujukan bagi individu yang memiliki aset properti melebihi US$ 500 juta ataupun pasangan yang memiliki aset properti lebih dari US$ 1 miliar.

Donald Trump

Trump menilai bahwa hal yang perlu dilakukan adalah mengurangi pajak bagi perusahaan kecil dan besar untuk membangun ekonomi negara. Ia akan menurunkan besaran pajak bagi perusahaan ke angka 15 persen yang tadinya mencapai 35 persen.

Trump menilai bahwa hal ini dapat memberikan dampak baik dan menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak.

Perdagangan internasional

3. Soal perdagangan internasional

Hillary Clinton

Hillary Clinton sangat mendukung perjanjian perdagangan bilateral yang berlaku dengan Korea Selatan pada tahun 2012. Namun ia menolak kerja sama ekonomi regional Trans-Pacific Partnership (TPP).

Ia tidak setuju bahwa TPP dirancang untuk mengurangi hambatan dagang, termasuk tarif, di antara negara-negara peserta dan membentuk mekanisme penyelesaian sengketa antara investor dengan pemerintah.

Donald Trump

Trump berjanji untuk mempersempit defisit perdagangan dengan menegosiasikan perjanjian perdagangan yang lebih baik. Selain itu kandidat presiden ini juga mengancam China dan Meksiko dengan tarif jika mereka tidak segera membuat konsesi.

Perawatan anak dan cuti

4. Soal perawatan anak dan cuti

Hillary Clinton

Hillary berjanji bahwa di bawah kepemimpinan dia nanti, keluarga di Amerika Serikat tidak akan menghabiskan 10 persen dari penghasilannya untuk perawatan anak. Pemerintah akan memberikan subsidi lebih banyak soal ini.

Donald Trump

Trump akan menciptakan kebijakan untuk memberikan ibu yang baru melahirkan setengah gaji selama enam minggu.

Ia juga akan memberikan subsidi sehingga mengurangi pemotongan biaya perawatan anak yang harus dikeluarkan. Trump akan menciptakan jenis tabungan bebas pajak yang baru. (Vna/Gdn)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya