Dolar AS Melemah, Harga Emas Terdongkrak

Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,5 persen di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Okt 2016, 06:45 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2016, 06:45 WIB
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,5 persen di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,5 persen di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (19/10/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,5 persen ke level US$ 1,262,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas juga naik karena sentimen yang sama.

Wall Street Journal Dollar Index yang merupakan indeks yang menghitung nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia baru-baru ini menunjukkan penurunan 0,2 persen ke angka 88,10. Penurunan dolar AS ini menjadi kekuatan bagi emas karena logam mulai tersebut akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain jika dolar melemah.

Sebelumnya, U.S. Consumer Price Index atau data indeks konsumen AS yang membaik memberikan tekanan bagi harga emas. Alasannya, perbaikan data tersebut menunjukkan bahwa perekonomian AS sudah mulai pulih secara perlahan.

Akibatnya, investor pun berspekulasi bahwa perbaikan ekonomi AS akan disusul dengan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) dalam waktu dekat ini.

Dengan kenaikan suku bunga tersebut harga emas akan tertekan karena logam mulia ini harus bersaing dengan beberapa instrumen investasi lain yang selain memberikan keuntungan dari kenaikan harga juga memberikan keuntungan dengan memberikan bunga seperti obligasi dan lainnya.

Fed fund futures, digunakan untuk melihat arah kebijakan the Fed, menyiratkan 65 persen kemungkinan bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember nanti.

"Data kenaikan indeks harga konsumen sebenarnya tidak besar. Namun jika melihat dari data-data sebelumnya maka data tersebut sudah bisa menjadi acuan bagi the Fed untuk menaikkan suku bunga pada Desember," jelas Analis Senior RJO Futures, Bob Haberkorn.

Melihat bahwa harga emas terus-menerus tertekan pada beberapa bulan terakhir dan kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed, Kepala Investasi Marex Spectron David Govett menyarankan agar investor mengoleksi emas ketika harga jatuh saja. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya