Riset: Orang Rela Kurangi Beli Makanan demi Akses Teknologi

Berdasarkan penelitian ketergantungan seseorang terhadap perangkat pintar atau teknologi makin naik setiap tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Nov 2016, 08:02 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 08:02 WIB

Liputan6.com, London - Perkembangan teknologi ternyata memberi pengaruh terhadap pengeluaran seseorang. Berdasarkan survei, masyarakat terutama di Inggris rela memangkas pengeluaran makanan dan kesenangan antara lain belanja, nonton bioskop ketimbang internet, tv berbayar terutama ponsel.

Berdasarkan riset mengenai hubungan antara pengeluaran dan kebahagiaan yang dilakukan Sunlife menunjukkan kalau ketergantungan seseorang terhadap perangkat pintar dan layar datar tumbuh setiap tahun.

Dari survei itu menunjukkan kalau delapan persen, seseorang rela memangkas pengeluaran ponselnya ketika keuangannya seret. Bahkan seseorang akan mengurangi pengeluaran belanja pakaian dan sepatu, dan mengetatkan belanja makanan daripada lepas dari teknologi.

Temuan ini dapat sebagai bukti kalau terjadi kecanduan tidak sehat terhadap teknologi. Namun, sejumlah ahli psikologi menilai hal tersebut merupakan pilihan pribadi yang masuk akal.

"Penelitian ini menunjukkan kalau orang memprioritaskan mental dari kesejahteraan fisik," ujar Claudia Hammon, Dosen Psikologi Universitas Boston seperti dikutip dari laman Independent.co.uk, Jumat (18/11/2016).

"Ini keputusan yang cukup rasional jika tahu Anda tahu Anda akan cenderung tidak bahagia tanpa ponsel dan internet. Jika Anda tahu menghabiskan uang untuk pengalaman tetap berhubungan dengan temannya," tambah Hammond.

Ia menuturkan, ada sejumlah cara bagi seseorang untuk menghabiskan uangnya. Hal itu lantaran ingin mendapatkan pengalaman lebih misalnya membeli suatu benda.  Hal tersebut berlaku, menurut Hammond untuk sesuatu yang bayar di muka.

"Seseorang boros tersebut pertama merasakan kesenangan, sehingga ada pengalaman sendiri. Kemudian diikuti dengan ingatan dari pengalaman tersebut, dan kemudian mengarah ke tingkat lebih tinggi yaitu kesenangan emosional," jelas dia.

Namun hal mengejutkan lainnya, jika ada sedikit uang tunai, orang Inggris ternyata lebih tertarik untuk bersosialisasi. Misalkan menghabiskan uang di akhir bulan dengan olahraga, menjalankan hobi, pergi ke bioskop dan menonton acara musik.

Akan  tetapi, bagi rumah tangga di Inggris lebih memilih untuk menambah uang tabungan ketimbang menghabiskan untuk teknologi.

"Menurut penelitian kami, menghabiskan uang untuk ponsel dan internet tidak membuat seseorang bahagaia seperti tabungan. Jadi kami lebih suka memangkas pengeluaran untuk teknologi dan minum kopi di kafe, dan menambah tabungan agar benar-benar membuat lebih bahagia," jelas riset Sunlife.

Dengan tabungan memberikan keamanan keuangan dalam jangka panjang. Di sisi lain, bagi seseorang alami kesulitan keuangan, memangkas pengeluaran untuk makan bukannya jalan terbaik. Masyarakat di Inggris dinilai alami kesulitan keuangan terkait utang.

"Sejumlah besar orang di Inggris alami tekanan keuangan. Hal paling penting seseorang berjuang dengan utangnya. Dengan kesulitan keuangan serius yang dapat Anda lakukan pastikan untuk prioritaskan tagihan penting. Kami terlalu sering melihat orang mencoba bayar untuk kartu kredit dan pinjaman," ujar Edward Ware, debt charity StepChange.org.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya