Liputan6.com, New York - Harga emas melemah pada penutupan perdaganan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena nilai tukar dolar Amerika Serikat AS) terus menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya.
Dilansir dari Xinhua, Sabtu (19/11/2016), kontrak emas berjangka untuk pengiriman Desember turun US$ 8,2 atau 0,67 persen menjadi US$ 1.208,7 per ounce. Harga emas tertekan karena dolar AS naik ke tingkat tertinggi sejak 2003. Indeks dolar AS naik 0,33 persen menjadi 101,28.
Baca Juga
Indeks adalah ukuran dari dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia. Penguatan dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Namun, penurunan harga emas bisa ditahan ketika indeks Dow Jones turun 30 poin atau 0,16 persen pada pukul 17.45 GMT. Analis mencatat, pelemahan di pasar saham biasanya mengangkat harga emas karena investor beralih ke instrumen investasi yang aman.
Advertisement
Pidato Fed yang direncanakan oleh James Bullard, Esther George, dan William Dudley membuat dampak yang kecil, karena pasar terutama fokus pada pernyataan Gubernur the Fed Janet Yellen di hadapan Kongres AS pada Kamis kemarin.
Investor percaya the Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin dari 0,5 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember. Pelemahan harga emas juga tertahan laporan yang dirilis oleh Federal Reserve Kansas City pada Jumat menunjukkan pelemahan dalam indeks manufaktur, yang diukur pada tingkat 1 selama November.
Tak hanya emas, harga perak untuk pengiriman Desember turun US$ 14,8 sen atau 0,88 persen menjadi US$ 16,624 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari terkikis US$ 23,1 atau 2,44 persen menjadi 920,6 per ounce.