Liputan6.com, New York - Harga emas merosot ke posisi terendah dalam lebih dari 10 bulan terpicu ekspektasi keputusan kenaikan suku bunga AS akan terjadi pada pekan ini yang mendorong imbal hasil Treasury AS naik.
Melansir laman Reuters , Selasa (13/12/2016), harga emas turun 0,15 persen menjadi US$ 1.155,66 per ounce setelah sempat berada di posisi terendah sejak 5 Februari di level US$ 1.151,34 per ounce.
Harga emas berjangka AS juga mencapai posisi terendah dalam 10 bulan, turun 0,4 persen menjadi US$ 1.157,60 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
The Federal Reserve diharapkan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam satu dekade pada pertemuan dua hari yang dimulai pada Selasa. Tapi waktu kenaikan diprediksi baru terjadi pada tahun depan.
"Pernyataan The Fed jauh lebih penting pada saat ini, daripada kenaikan suku bunga karena diharapkan bahwa tarif akan meningkat pada pertemuan ini," kata analis ICBC Standard Bank Tom Kendall.
Sementara itu, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap mata uang utama, mendekati level tertinggi dalam 10 bulan terpicu lonjakan harga minyak.
Ini menempatkan tekanan lebih lanjut pada harga emas dan kenaikan terhadap imbal hasil Treasury bertenor 10 tahun AS ke level tertinggi dalam dua tahun.
Emas tidak membayar bunga, kenaikan pendapatan dari obligasi AS dipandang sebagai negatif untuk logam. Emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
Sementara harga perak tercatat stabil di posisi US$ 16,85 per ounce. Sedangkan platinum naik 0,3 persen menjadi US$ 917,45 dan Palladium naik 0,9 persen pada US$ 723,47.