Investor Korsel Investasi Petrokimia US$ 4 Miliar di Cilegon

Investor Korea Selatan menanamkan investasi sektor industri petrokimia di Cilegon, Banten

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Feb 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 08:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Industri petrokimia di Indonesia akan semakin produktif dengan bertambahnya investasi baru di sektor tersebut. Salah satu yang tertarik adalah investor dari Korea Selatan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, industri petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical akan segera merealisasikan investasinya sebesar US$ 3-4 miliar di Cilegon, Banten.

Investasi itu untuk memproduksi naphtha cracker dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku kimia tersebut diperlukan untuk menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya.

“Mereka bakal investasi di Cilegon, Banten. Kami minta agar cepat terealisasi karena untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kimia di dalam negeri sehingga kita tidak perlu lagi impor,” kata Airlangga dalam keterangannya, Minggu (19/2/2017).

Airlangga mengatakan, proyek ini akan memakan waktu hingga 4-5 tahun dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak 9.000 orang. Untuk tahap kontruksi, diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sekitar 6.000 orang dan ketika beroperasi butuh 3.000 orang.

Dengan kapasitas Lotte Chemical tersebut dan ditambah dengan ekspansi dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., Indonesia mampu menghasilkan bahan baku kimia berbasis naphtha cracker sebanyak 3 juta ton per tahun sekaligus memposisikan sebagai produsen terbesar ke-4 di ASEAN setelah Thailand, Singapura dan Malaysia.

“Lotte Chemical akan memproduksi ethylene 1 juta ton per tahun, propylene 600 juta ton, serta produk turunan lainnya seperti olefin dan aromatik,” tambah Direktur Industri Kimia Hulu, Muhammad Khayam.

Bahan baku kimia tersebut dapat dimanfaatkan untuk sektor hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, dan farmasi.

“Belakangan ini, impor bahan kimia secara keseluruhan mencapai US$ 5 miliar per tahun, tetapi dengan adanya produksi ini akan mengurangi impor senilai US$ 1,5 miliar per tahun,” ujarnya.

Khayam menambahkan, Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi pemberian insentif non-fiskal seperti tax allowance dan tax holiday bagi Lotte Chemical. “Untuk lahan, mereka sudah selesaikan. Jadi, diharapkan tahun ini realisasi investasinya bisa dimulai,” imbuhnya.

Kemenperin tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia di dalam negeri yang merupakan sektor strategis pendukung banyak sektor hilir. Apalagi, selama 15 tahun ini investasi di sektor hulu petrokimia hampir tidak ada.

Untuk itu, Kemenperin mengusulkan agar industri petrokimia termasuk sektor yang perlu mendapatkan penurunan harga gas karena sebagai sektor pengguna gas terbesar dalam proses produksinya. Dengan harga gas yang kompetitif, daya saing industri petrokimia nasional makin meningkat. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya