Kemenperin Luncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri

Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Feb 2017, 15:13 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2017, 15:13 WIB
20161129-Lima Menteri Teken MoU Pengembangan Pendidikan Vokasi-Jakarta
Menko PMK, Puan Maharani menyaksikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Mendikbud Muhadjir Effendy menandatangani Nota Kesepahaman 5 Menteri dan Perjanjian Kerjasama SMK dan Industri di Jakarta, Selasa (29/11). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri di Mojokerto, Jawa Timur. Program tersebut diresmikan secara langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Jusuf Kalla mengatakan, program pendidikan vokasi ini sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Dengan SDM yang terampil diharapkan produktivitas industri dalam negeri akan meroket sekaligus memacu daya saing nasional di dunia global.

"Tentu masyarakat butuh skill yang baik. Maka apa yang dilakukan hari ini adaalah jalan tengah. Pemerintah memberikan pelatihan dasar, industri melakukan finishing. Itu yang disebut link and Match. Ini sudah digaungkan 20 tahun lalu, bagaimana sesuaikan pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja," ujar dia di Mojokerto, Jawa Timur di Mojokerto, Selasa (28/2/2017).

Oleh sebab itu, lanjut JK, sektor industri tengah membutuhkan tenaga kerja yang kompeten. Tidak saja dari keilmuan, tetapi lebih diutamakan penguasaan keterampilan dan perilaku dalam bekerja. “Kebutuhan ini diharapkan bisa dipasok dari program pendidikan vokasi baik tingkat menengah maupun pendidikan tinggi,” tutur dia.

Dia juga memberikan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian atas inisiasi program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, yang diharapkan program ini terus berkelanjutan di provinsi-provinsi lain di seluruh Indonesia.

“Karena manfaat dari program ini baru dapat dirasakan jika dilaksanakan secara masif, menjangkau lebih banyak SMK, dan tentunya harus melibatkan lebih banyak perusahaan industri,” kata dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, SDM industri saat ini sudah masuk kategori demand driven, yaitu permintaan dari dunia usaha makin lama makin besar dan harus diantisipasi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program strategis untuk memastikan bahwa industri di Indonesia akan makin menyerap tenaga kerja lokal.

Salah satunya melalui peluncuran program vokasi ini yang sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia. Dalam Inpres tersebut, tugas Kemenperin, antara lain memfasilitasi program praktek kerja lapangan dan pemagangan industri.

“Atas dasar penugasan itu, kami telah menindaklanjuti melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara lima menteri tentang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi berbasis Kompetensi yang link and match dengan industri,” jelas dia.

Kelima menteri tersebut yaitu Menteri Perindustrian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Ketenagakerjaan serta Menteri BUMN.

Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845 ribu siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri.

“Untuk tahap pertama, pada kegiatan peluncuran program pendidikan vokasi industri saat ini, akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara 49 perusahaan industri dengan 219 SMK di Provinsi Jawa Timur,” ungkap Airlangga.

Tahap selanjutnya, lanjut dia, akan diluncurkan secara bertahap di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta dan Banten pada tahun ini.

Setelah penandatanganan perjanjian kerja sama antara SMK dengan perusahaan industri pada hari ini, akan dilakukan penyelarasan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri serta penyediaan workshop, laboratorium dan teaching factory untuk praktik kerja industri bagi siswa dan magang industri bagi guru SMK.

Kemudian, penyediaan instruktur dan silver expert dari industri, pembangunan infrastruktur kompetensi di SMK, serta pemberian sertifikat dari perusahaan industri kepada siswa SMK.

Sebagai bentuk komitmen perusahaan industri dalam mendukung program pendidikan vokasi, pada kesempatan ini dilakukan juga pemberian bantuan peralatan praktek kepada SMK dari beberapa perusahaan industri, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Astra Honda Motor, PT Semen Gresik, PT Garudafood, PT Astra Daihatsu Motor dan PT Barata Indonesia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya