Investasi Proyek Lapangan Migas Jangkrik Hemat US$ 300 Juta

Investasi awal lapangan migas jangkrik di Kalimantan Timur itu mencapai US$ 4,5 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Mar 2017, 18:32 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 18:32 WIB
Peluang yang Diciptakan oleh Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi
Dibutuhkan kerja sama untuk serangkaian aktivitas panjang mulai dari eksplorasi sampai tahap produksi Migas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan, investasi lapangan minyak dan gas bumi (migas) Jangkrik (Proyek Jangkrik) berhasil menghemat US$ 300 juta, dari rencana investasi awal US$ 4,5 miliar. Lapangan  Jangkrik merupakan bagian dari Blok Migas Muara Bakau, Kalimantan Timur.

Jonan mengatakan, investasi awal lapangan migas Jangkrik yang terletak di Kalimantan Timur mencapai US$ 4,5 miliar, tetapi berhasil ditekan menjadi US$ 4,2 miliar. Penghematan US$ 300 juta itu dinilai termasuk besar. Jonan pun mengapresiasi langkah efisiensi itu.

"Atas nama pemerintah saya ucapkan terima kasih investasi ini bisa menghemat US$ 300 juta jadi dari yang direncanakan US$ 4,5 miliar. Itu kurang lebih sekarang hanya sekitar US$ 4,2 miliar. Itu besar sekali (penghematan US$ 300 juta) atau sekitar Rp 5 triliun lebih,"‎ kata Jonan, seperti yang dikutip, di Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Lapangan migas Jangkrik dilengkapi dengan fasilitas pengolahan gas terapung (Floating Procecing Unit/FPU) seluas 46 X 192 meter. Dengan begitu, fasilitas pengolahan gas tersebut menjadi yang terbesar di Indonesia.

"Ini saya hitung besarnya 80 persen dari lapangan bola ini besar sekali ini FPU terbesar yang pernah dibangun di Indonesia‎," tutur Jonan.

Jonan menuturkan, pengoperasian lapangan ‎Jangkrik lebih cepat 12 bulan dari jadwal. Diperkirakan jadwal pengoperasian pada pertengahan 2017 akan memulai produksi gasnya sebanyak 450 juta meter kaki kubik per hari (mmscfd). Dia pun mengapresiasi ke Pemerintah Daerah yang telah membantu mempercepat proyek tersebut.

‎"Menurut rencana pemerintah, proyek ini lebih cepat dari rencana sekitar hampir 12 bulan," tutur Jonan.

Untuk diketahui, proyek migas Jangkrik dioperatori oleh Eni Muara Bakau B.V. dengan porsi 51 persen, bekerja dengan ENGIE E&P 33,3 persen dan PT Saka Energi Muara Bakau 11,7 persen. Pencarian migas ‎di Lapangan Jangkrik dilakukan sejak 2002. Pada 2009, sumber gas pertama ditemukan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya