Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mendapat laporan adanya kenaikan tarif hotel gila-gilaan sampai 10 kali lipat menjelang pertemuan International Moneter Fund-World Bank (IMF-WB) Annual Meeting di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018. Pemerintah mengancam pengusaha yang memanfaatkan event tersebut untuk aji mumpung.
"Ada informasi seperti itu menaikkan tarif hotel sampai 10 kali lipat. Itu kan tidak masuk akal," kesalnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Selasa (27/6/2017).
Arief mengimbau pengusaha hotel supaya tidak melakukan hal demikian. Pasalnya, para delegasi, CEO, investor, dan peserta pertemuan IMF-WB sudah memesan kamar hotel bintang lima jauh-jauh hari.
Advertisement
Baca Juga
"Kita ingatkan ke teman-teman hotel, naikkan harga boleh tapi jangan sampai tidak masuk akal seperti itu. Apalagi sebagian hotel bintang lima di sekitaran Nusa Dua, Bali sudah penuh dipesan," jelas Mantan Direktur Utama PT Telkom Tbk itu.
Lebih jauh, Arief mewanti-wanti kepada pengusaha atau pemilik hotel untuk tidak bermain-main dengan harga. Alasannya, IMF-WBÂ Annual Meeting 2018 merupakan pertemuan ekonomi dan keuangan terbesar di dunia yang akan dihadiri 15 ribu-17 ribu peserta.
Sebagai tuan rumah, pertemuan ini sangat penting bagi Indonesia karena ingin memanfaatkan peluang ini untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dan menarik investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia.
"Kita ingatkan supaya tidak main-main, karena kenaikan harga sampai 10 kali lipat bisa bikin imej negara ini jelek dan bisa berdampak ke mereka juga. Pengelola hotel kan segala macam izin harus ke pemerintah, kalau mereka mempersulit negara, teman-teman (pemerintah) juga bisa mempersulit mereka," tegas Arief.
Kenaikan tarif hotel hingga 10 kali lipat ini sebelumnya juga dikeluhkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. "Ada pemilik hotel aji mumpung naikin harga sampai 10 kali. Keterlaluan!" katanya.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: