Dana Penjaminan Simpanan RI Salah Satu yang Tertinggi di Dunia

Kenaikan besaran dana penjaminan simpanan kian memberikan keyakinan masyarakat terhadap keamanan dananya yang tersimpan di bank.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Jul 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 12:30 WIB
Kenaikan besaran dana penjaminan simpanan kian memberikan keyakinan masyarakat terhadap keamanan dananya yang tersimpan di bank.
Kenaikan besaran dana penjaminan simpanan kian memberikan keyakinan masyarakat terhadap keamanan dananya yang tersimpan di bank.

Liputan6.com, Yogyakarta - Besaran dana penjaminan simpanan di Indonesia dinilai menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Saat ini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memberikan dana penjaminan simpanan masyarakat di bank maksimum Rp 2 miliar.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan, besaran dana penjaminan simpanan di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan pendapatan per kapita masyarakat.

"Dalam konteks dalam cakupan penjaminan, Indonesia salah satu yang paling tinggi di dunia secara konkrit. Misal AS memberi jaminan US$ 250 ribu dan Indonesia, beri jaminan maksimum  Rp 2 miliar, ini setara US$ 150 ribu," ujar dia di sela Pertemuan Tahunan, Workshop Regional and Konferensi Internasional International Association of Deposit Insurers Asia Pacific Regional Committee (IADI APRC) ke-15 di Yogyakarta, Rabu (19/7/2017).

Dia mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan lembaga penjamin simpanan beberapa negara, menemukan jika kenaikan besaran dana penjaminan simpanan kian memberikan keyakinan masyarakat terhadap keamanan dananya yang tersimpan di bank.

Krisis keuangan global kurun 2007-2008 mendorong banyak negara menaikkan dana penjaminan simpanannya dalam 10 tahun terakhir. Amerika Utara menjadi wilayah yang memberikan dana penjaminan simpanan terbesar.

Kenaikan cakupan penjaminan dana simpanan tertinggi di Amerika Utara didorong peningkatan penjaminan dana di Amerika. Wilayah ini memberikan dana penjaminan simpanan hingga US$ 250 ribu.

Posisi kedua ditempati negara di kawasan Asia Pasifik dengan penetapan dana simpanan di atas US$ 100 ribu.

"Itu bisa diartikan, pertama karena pendapatan per kapita dari kawasan Asia itu tumbuhnya lebih cepat dibandingkan yang lain sehingga program penjaminan simpanannya lebih cepat naik kedua sebagai indikasi kehati-hatian dari LPS di kawasan Asia Pasifik dalam menghadapi gejolak ekonomi dan keuangan global," dia menambahkan.

Lebih lanjut, dia menilai sejauh ini sektor keuangan di Indonesia cukup baik. Kembali, dari sisi modal perbankan di Indonesia termasuk yang tinggi di dunia dengan kecukupan modal 22 persen sampai 23 persen. "Saya kira itu jauh melampaui kebutuhan modal yang ditentukan oleh badan internasional," tutur dia.

Bahkan, kini pengelolaan perbankan di Indonesia, jauh lebih baik dibandingkan  beberapa dekade lalu. Para pengelola juga kian profesional dan sadar risiko dan pentingnya menjaga efisiensi."Sehingga saya yakin dalam konteks kestabilan dan keuangan, sektor perbankan di Indonesia relatif terjaga dengan baik dan dengan adanya LPS sebagai bagian upaya menjaga keyakinan masyarakat dari dana yang simpan di bank itu menambah lagi keyakinan itu," dia menandaskan.

Sekretaris Jenderal IADI David Walker menyebutkan, rata-rata lembaga penjamin simpanan dari berbagai negara menaikkan cakupan dana penjaminan simpanan dari US$ 39.290 pada 2009 menjadi US$ 89,987 pada 2016.

"Krisis global keuangan pada 2007-2008 menunjukkan jika LPS menjadi elemen penting sebagai yang bisa menjaga stabilitas," ujar Walker.

Dia mengatakan, masing-masing negara memiliki kebijakan sendiri dalam menjaga stabilitas di wilayahnya saat terjadinya krisis keuangan global.

Tonton video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya