Tambahan Pasokan Listrik 1.253 MW dari Program 35 Ribu MW

PT PLN (Persero) mencatat ada tambahan pasokan listrik sebesar 1.253 Mega Watt (MW) hingga Agustus 2017.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Sep 2017, 19:29 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 19:29 WIB
Pemerintah Pastikan Subsidi Listrik Bagi Masyarakat Miskin
Dengan subsidi listrik tepat sasaran, pemerintah dapat menghemat anggaran mencapai Rp 22,07 Triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat ada tambahan pasokan listrik sebesar 1.253 Mega Watt (MW) hingga Agustus 2017. Listrik tersebut berasal dari pembangkit program kelistrikan 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah.

Direktur Pengadaan Strategis II PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, pembangunan pembangkit 35 ribu MW terus berjalan. Hingga kini yang beroperasi mencapai 1.253 MW.

Pasokan listrik tersebut di antaranya berasal dari ‎pembangkit Mobile Power Plan (MPP) Sumatera Utara 240 MW, MPP Amurang 120 MW, MPP Kupang 60 MW dan MPP Ambon 60 MW.

‎"Terkait progres program 35.000 MW, pembangkit yang telah beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD), mencapai 1.253 MW," kata Iwan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Iwan mengungkapkan, pembangkit PLN yang sedang dalam proses prencanaan dan pengadaan yang dilakukan PLN 5.884 MW. ‎Sedangkan yang dilakukan pengembang listrik swasta (Independent Power Plan/IPP) 5.649 MW.

"Untuk proses kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sudah mencapai 20.921 MW," tutur dia.

Iwan melanjutkan, untuk pembangunan transmisi yang masuk dalam program kelistrikan 35 ribu MW ditargetkan 46.831 Kilo meter sirkuit (Kms).‎ Saat ini kemajuan pembangunannya 6.819 kms beroperasi,19.282 kms konstruksi dan 20.729 kms pra konstruksi.

‎"Transmisi saya kira program yang sangat berat, dalam 5 tahun program 35 ribu ditargetkan membangun transmisi 46 ribu Kms," ujar Iwan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

PLN Serap 291,4 MW Listrik dari Energi Terbarukan

PT PLN (Persero) membeli tenaga listrik sebesar 291,4 Mega Watt (MW) dari 11 pembangkit yang menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini ditandai dengan perjanjian jual beli listrik (Power Puchase Agreement/PPA).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pembelian listrik yang berasal dari EBT tersebut, akan mendorong pencapaian target porsi EBT dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.

‎"Ini mendukung komitmen pemerintah melalui KEN, kita berusaha mencapai target bauran energi 2025," kata Jonan saat menyaksikan PPA, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 8 September 2017.

Jonan mengatakan, pembelian listrik dari EBT juga upaya mendukung pengurangan polusi udara. Hal tersebut telah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam forum perubahan iklim dunia (COP21) di Paris, Prancis. "Renewable energy (EBT) itu pak Presiden menandatangani komitmen mengurangi polusi," dia menuturkan.

Jonan pun mengapresiasi PLN dan 11 pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang menandatangani PPA karena memberikan tarif listrik yang kompetitif sehingga bisa terjangkau masyarakat.

"11 proyek pembangkit EBT ini memiliki kisaran harga jual antara US$ 6,52 per kWh - US$ 8,60 per kWh, ada yang lebih rendah maupun sama dari nilai BPP, ini merupakan dukungan pemerintah untuk pengembangan listrik EBT" papar Jonan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya