Percantik Danau Toba, Pembangunan Kawasan Sibisa Harus Dikebut

Pada 10 Oktober 2017 mendatang, direncanakan Presiden Jokowi akan meresmikan jalan tol Medan-Tebing Tinggi.

oleh Reza Efendi diperbarui 07 Okt 2017, 13:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 13:45 WIB
Ayo ke Danau Toba, Ada Pesta Akbar Festival Bunga & Buah 2017


Agenda heboh bakal tersaji di salah satu destinasi prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Danau Toba, Sumatera Utara.

Liputan6.com, Medan - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan meminta agar proyek pembangunan kawasan Sibisa, Parapat, Sumatera Utara, segera dipercepat. Badan Otorita Danau Toba harus segera mengurus perizinan karena sudah banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di proyek tersebut. 

“Diharapkan dalam tahun ini, masalah penggunaan lahan 605 hektare yang akan dikelola Badan Otorita dapat segera dituntaskan, terutama terkait dengan proses Amdal-nya. Harus dipercepat, karena sudah ada lima investor dari Singapura, Tiongkok, Jepang dan Korea yang bersedia membangun hotel, convention centre dan golf di sana,” kata Luhut seperti ditulis Sabtu (7/10/2017).

Dijelaskannya, dari 605 hektare lahan tersebut, yang akan digunakan adalah 50 persen atau sekitar 300 hektare, selebihnya akan digunakan sebagai hutan.

Untuk lahan kebun bunga hingga saat ini masih dalam proses, dan diharapkan awal tahun depan harus sudah selesai, dengan lokasi yang diharap tidak jauh dari bandara.

Luhut juga mengatakan tanggal 10 Oktober 2017 mendatang, direncanakan Presiden Jokowi akan meresmikan jalan tol Medan-Tebing Tinggi, begitu juga Bandara Silangit akan mulai dioperasionalkan tanggal 28 Oktober 2017 sebagai Bandara Internasional, termasuk jalan akses masuk ke kawasan otorita sepanjang 60 Kilometer juga akan dibangun.

“Itu kalau untuk infrastruktur pendukung kawasan Otorita Danau Toba. Setelah jalan tol Medan-Tebing Tinggi, nanti akan kita lanjutkan hingga ke Parapat, begitu juga jalur kereta api juga kita harapkan dapat dibangun hingga Parapat. Saya harap seluruh stakeholder di Sumut kompak, sehingga berbagai proses dapat dijalankan dengan cepat,” ucapnya.

Luhut menyebut, soal keramba jaring apung (KJA) yang hingga saat ini masih belum menemukan solusi, dan kerap menjadi keluhan dan sangat terkait dengan kerusakan lingkungan di Danau Toba, pihak Kemenko Kemaritiman masih menunggu hasil kajian yang sedang dilakukan World Bank.

“Hal ini sangat penting karena ini terkait degan kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” sebutnya.

Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi mengatakan, dari hasil rapat sudah banyak mengalami kemajuan seperti proses administrasi, proses Amdal dan pembahasan kawasan lainnya. Sesuai dengan keinginan pemerintah, dari kawasan otorita Danau Toba seluas 605 hektare, yang mendapatkan rekomendasi hanya 386 hektare.

“Selebihnya tetap menjadi hutan lindung. Ini sebenarnya sudah lebih luas dari Nusa Dua Bali yang hanya 260 hektare,” terang Erry.

Terkait usulan Bupati Taput untuk lahan taman bunga seluas 254 hektare yang diberikan rekomendasi hanya 81 hektare, lahan yang lain masih berada di hutan lindung. Begitu juga untuk lahan taman bunga di Humbang Hasundutan seluas 1.564 hektare, yang disetujui 533 hektare. “Kalau kita lihat luas lahan untuk otorita Danau Toba ini ada sekitar 1.000-an hektare,” ungkapnya.

Erry menegaskan, saat ini yang perlu dipercepat adalah proses administrasi terkait Amdal dan lainnya. Untuk proses Amdal Sibisa ditargetkan akan selesai akhir Oktober 2017, selanjutnya proses administrasi tahapan pembangunan.

“Jika sudah selesai, investor sudah bisa membangun daerah tersebut sesuai dengan master plan-nya,” Erry menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya