Investasi Swasta Meningkat 24 Persen di Proyek Infrastruktur

Investasi pihak swasta di infrastruktur meningkat 24 persen dibanding tahun 2016 dengan catatan 132 proyek yang dibangun.

oleh Vina A Muliana diperbarui 23 Okt 2017, 15:04 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 15:04 WIB
Upah Buruh Informal Perkotaan pada Agustus Naik 0,41 Persen
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta, Senin (18/9). Badan Pusat Statistik menyebutkan upah harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Agustus 2017 sebesar Rp 84.362 per hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek miliaran dolar Amerika Serikat menjadi daya tarik besar yang mendorong investasi pihak swasta di bidang infrastruktur khususnya di negara-negara berkembang.

Laporan terbaru dari World Bank Group mengungkap, investasi pihak swasta di infrastruktur meningkat 24 persen dibanding tahun 2016. Hingga kini, tercatat ada 132 proyek yang tengah dibangun yang memiliki nilai US$ 36,7 miliar.

Meski demikian, walaupun pertumbuhan proyek besar infrastruktur turut mengerek jumlah investasi pada semester awal 2017, besar rata-rata investasi masih rendah. Data Half Yearly Update of the Private Participation in Infrastructure (PPI) menunjukkan, besarnya dana investasi ini masih 15 persen lebih rendah dibanding semester awal dalam lima tahun terakhir.

"Investor sektor swasta melakukan peningkatan investasi di proyek infrastruktur, dan ini merupakan pengembangan yang disambut baik mengingat kebutuhan akan infrastruktur yang semakin banyak terutama di negara-negara berkembang," kata Cledan Mandri-Perrott, Head of the Infrastructure, PPPs, and Guarantees Group di World Bank, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/10/2017).

"World Bank Group terus mendorong investasi swasta yang lebih banyak di bidang infrastruktur, yang masih menjadi bagian kecil dari total belanja infrastruktur. Sejak tahun 1990, sektor swasta hanya menginvestasikan US$ 1,6 triliun secara keseluruhan dalam proyek infrastruktur di negara-negara berkembang," lanjutnya.

Wilayah Asia Timur dan Pasifik menerima lebih dari sepertiga total investasi global di bidang infrastruktur, mengalahkan Amerika Latin dan Karibia. Sementara sektor yang paling banyak dilirik investor adalah energi dengan jumlah investasi tiga perempat dari total kucuran dana global.

Indonesia menjadi negara favorit para investor swasta di bidang energi bersama dengan Yordania, dan Pakistan. Secara keseluruhan, 17 dari 33 negara hanya mampu membukukan satu persetujuan investasi swasta. Negara yang mampu menandatangani beberapa kesepakatan investasi swasta sekaligus adalah China dengan 36 proyek dan India dengan 22 proyek.

Sektor energi terbarukan terus menguat dengan 68 dari 82 proyek pembangkit listrik difokuskan pada tenaga surya dan angin. Dari 29 proyek surya yang ditandatangani pada 2017, 13 berada di China dan tujuh berada di India, sementara Brasil menyumbang 7 dari 16 proyek angin yang tercatat. Nilai rata-rata untuk proyek energi terbarukan adalah US$ 149 juta.

Investasi di negara-negara berpenghasilan rendah juga menguat dengan nilai investasi yang meningkat menjadi US$ 2,1 miliar dengan total 15 proyek di 10 negara. Pada 2016, hanya enam negara berpenghasilan rendah yang menerima investasi sektor swasta di bidang infrastruktur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya