Liputan6.com, Probolinggo - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa penerapan pembayaran tol dengan uang elektronik (e-toll) adalah untuk memperbaiki dan mempercepat pelayanan. Dengan adanya e-toll, tidak ada lagi kemacetan karena pembayaran di gerbang pintu tol.
"Kan sudah bolak-balik saya sampaikan e-toll ini untuk memperbaiki pelayanan kita, untuk mempercepat pelayanan. Sehingga tidak ada yang namanya macet di depan gerbang. Itu enggak ada," tegas Jokowi usai menghadiri acara Perhutanan Sosial untuk Pemerataan Ekonomi di Brani Weten, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (2/11/2017).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa negara maju lainnya sudah terlebih dahulu menerapkan pelayanan pembayaran tol nontunai tersebut. "Semua negara juga melakukan hal yang sama. Kita kan maunya maju, bukan mundur," tuturnya.
Advertisement
Terkait masih adanya penolakan, Presiden mengaku hal tersebut masih dalam masa transisi. Setiap kebijakan baru yang ditetapkan, perlu ada proses agar masyarakat menerimanya.
Baca Juga
"Enggak bisa langsung berubah, tapi bahwa ke depan harus karena ini untuk pelayanan. Untuk kecepatan," jelas dia.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Marto‎wardojo membeberkan tujuan akhir penerapan transaksi nontunai di jalan tol (elektronifikasi). Agus menuturkan, masyarakat harus sadar jika tujuan akhir penerapan kebijakan transaksi nontunai pada jalan tol demi memperlancar arus lalu lintas. Sebab, dengan sistem ini, kendaraan tidak lagi berhenti pada gerbang tol untuk melakukan pembayaran.
"Tujuan akhir adalah bertahap kita masuk ke multi free flow, yaitu jalan tol di mana saat kita masuk ke tol tidak perlu mengurangi kecepatan mobil tidak perlu berhenti," kata dia di Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Menurut Agus, konsep tersebut akan terus dilakukan secara bertahap. Targetnya pada akhir 2018, seluruh kendaraan yang melalui jalan tol sudah melakukan transaksi dengan sistem elektronik. Dengan begitu, perjalanan bisa lebih efisien.
"Ini yang ingin kita capai di akhir 2018. Jadi, sangat lebih efisien," dia menuturkan.
Agus mengungkapkan, perlu membangun kebiasaan masyarakat untuk menerapkan transaksi nontunai pada jalan tol. Agar hal tersebut bisa terealisasi, akan dilakukan sosialisasi secara masif yang didukung dengan pembangunan fasilitas pengisian uang elektronik (top up).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Kondisi Jasa Marga
PT Jasa Marga (Persero) Tbk resmi menerapkan secara penuh pembayaran nontunai di seluruh ruas jalan tol operasi kelolaannya pada 31 Oktober 2017.
Sebanyak tujuh gerbang tol (GT) yang terakhir menerapkan 100 persen pembayaran nontunai, yakni GT Surabaya dan GT Madura di Ruas Jalan Tol Surabaya-Madura. Kemudian GT Kriyan, GT Penompo, GT Driyorejo 1, GT Driyorejo 2, dan GT Warugunung di ruas jalan Tol Surabaya-Mojokerto.
AVP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, pada hari pertama implementasi sistem pembayaran tol tanpa uang tunai di seluruh jalan tol di Indonesia, arus lalu lintas di gerbang tol Jabotabek dan di luar Jabotabek masih terpantau ramai lancar seperti biasa.
Sistem pembayaran di jalan tol ini, sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16/PRT/M/2017.
"Oleh karena itu, Jasa Marga selalu menjalankan standard operating procedure (SOP) sebagai upaya untuk mengurangi antrean dan penumpukan kendaraan di setiap gerbang tolnya," kata dia di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Upaya lain yang dilakukan Jasa Marga adalah dengan menyiagakan petugas operasional untuk membantu kelancaran di setiap gerbang tol.
"Para petugas juga dikerahkan guna melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan tol terkait sistem pembayaran nontunai," dia menambahkan.
Selain memberikan edukasi kepada para pengguna jalan terkait elektronifikasi di gerbang tol, pada masa transisi ini, para petugas pengumpul tol berperan untuk memberikan bantuan kepada pengguna jalan tol yang mengalami kendala saat melakukan tapping uang elektronik.
Advertisement