Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) sedang berupaya menurunkan tarif listrik agar semakin terjangkau masyarakat. Upaya PLN tersebut ternyata membuat iri negara tetangga, Malaysia.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN, Supangkat Iwan Santoso, mengatakan, masing-masing negara memiliki cara tersendiri untuk membuat tarif listriknya murah, seperti Malaysia memberikan subsidi pada energi primer pembangkit.
"Masing-masing negara berbeda. Malaysia mensubsidi di energi primer sehingga harga gas US$ 4 per MMBTU," ujar Iwan, saat menghadiri Indonesia Best Electricity Award 2017, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Adapun di Indonesia, menurut Iwan, PLN harus berjuang sendiri membuat tarif listrik terjangkau. Mengingat saat ini 65 persen pelanggannya sudah tidak disubsidi, bahkan berusaha agar tarif bisa turun. Hal ini membuat negara negara Malaysia iri.
"Di Indonesia ini berjuang sendiri bagaimana 65 persen sudah tidak disubsidi, ini membuat iri," ungkap Iwan.
Iwan mengungkapkan, membuat tarif listrik terjangkau juga bertujuan untuk menarik investor investasi ke Indonesia sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, selain membuat pasokan listrik cukup, PLN juga akan membuat tarif listrik bersaing.
"Listrik ini infrastruktur, diharapkan sebelum dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi bisnis dan lain-lain. Jadi tidak hanya cukup tapi tarifnya bersaing agar menarik investasi," tutur Iwan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jamin Stok Listrik, Cara PLN Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, PT PLN (Persero) siap berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemenuhan pasokan listrik. Lantaran dengan pasokan listrik yang memadai dapat mendatangkan investasi baru.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS mengatakan, saat ini kondisi pasokan listrik cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bahkan, cadangan listrik di wilayah Jawa Bali berlebih. Saat ini, daya mampu pasokan jaringan Jawa Bali mencapai 30 ribu Megawatt (MW), dengan cadangan mencapai 8 ribu MW.
"Untuk Jawa-Bali sekarang 31 persen, cadangannya dari 30 ribu MW, jadi hampir 7.000-8.000 MW," kata Haryanto, di Jakarta, Selasa 21 November 2017.
Menurut dia, dengan cadangan pasokan listrik sebesar 31 persen, PLN akan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Cadangan tersebut dapat memenuhi investasi baru, baik industri, bisnis, maupun perumahan.
"Harapannya bahwa PLN berkontribusi di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, dengan menyediakan listrik untuk kebutuhan industri bisnis dan perumahan," tutur Haryanto.
Dia mengungkapkan, pasokan listrik akan semakin bertambah ke depannya, seiring beroperasinya pembangkit yang masuk dalam program 35 ribu MW.
Tahun depan, PLN akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMG) Muara Karang berkapasitas 500 MW dan Tanjung Priok 1.000 MW,
"Tahun depan Muara Karang 500 MW, Priok 1000 MW. Dengan program 35 ribu MW saat ini kondisi nasional sudah cukup dayanya, apalagi ada program 35 ribu MW bisa membantu pengusaha di Indonesia," ucap Haryanto.
Advertisement