Liputan6.com, Jakarta - Nilai mata uang digital Bitcoin terus mengalami kenaikan. Kini nilai cryptocurrency satu ini berada di angka US$ 9.481 atau Rp 128.14 juta per koin (asumsi kurs Rp 13.516 per dolar Amerika Serikat), rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Dilaporkan Business Insider, Senin (27/11/2017), pada penutupan perdagangan Minggu sore lalu di New York, nilai bitcoin mampu meroket hingga diatas US$ 9.000. Angka ini mengalami kenaikan US$ 1.000 dari perdagangan sebelumnya pada hari Kamis.
Harga ini naik lebih dari 20 persen dalam sepekan atau lebih dari 900 sejak akhir tahun lalu. Lonjakan harga bitcoin seiring dengan masuknya investor besar dan meningkatnya spekulasi.
Advertisement
Baca Juga
Lonjakan nilai Bitcoin yang cepat juga tampaknya disebabkan karena lonjakan pengguna platform terbesar untuk membeli dan menjual mata uang digital ini di AS.
Platform penjualan bitcoin Coinbase misalnya, mendapat kenaikan pengguna sebanyak 100 ribu dari hari Rabu ke Kamis minggu lalu. Terakhir, aplikasi yang dikembangkan dari San Fransisco ini memiliki 13,3 juta pengguna.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
Selanjutnya
Nilai bitcoin juga diperkirakan akan terus meningkat. Adapun kenaikan harga bitcoin kembali terjadi setelah seorang manajer dana investasi bernama Mike Novogratz memprediksi harga bitcoin bakal menembus US$ 10 ribu atau sekitar Rp 135 juta pada akhir tahun ini. Adapun perusahaan manajemen investasi Novogratz, Galaxy Digital Assets Fund, telah berinvestasi sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun di mata uang digital.
Hal yang sama juga dikatakan Managing Partner dari Fundstrat Global Advisors Tom Lee. Ia menilai bitcoin bisa terus melonjak ke angka US$ 11.500 pada pertengahan 2018.
Ke depan, investor-investor besar, termasuk institusi, disebut-sebut bakal makin banyak bermain di mata uang digital. Akhir Oktober lalu, CNBC melaporkan, dari hasil riset perusahaan finansial Autonomous Next, telah terdapat 126 perusahaan manajemen investasi yang fokus pada mata uang digital, dengan aset kelolaan diperkirakan mencapai US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.
Advertisement