Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku senang dengan kenaikan rating atau peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Capaian tersebut diyakini akan semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia dalam jangka pendek.
"Dampak positifnya akan menambah kepercayaan market atau investor ke Indonesia," kata dia usai Peluncuran Buku Kebijakan Vokasi Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menegaskan, pemerintah terus berupaya mempercepat perizinan berusaha melalui paket-paket kebijakan ekonomi. Langkah tersebut yang dikombinasi dengan peningkatan kepercayaan investor, diharapkan dapat mendongkrak kegiatan penanaman modal di Tanah Air, termasuk saat tahun politik di 2018-2019.
"Orang masih saja wait and see (melihat dan menunggu). Wait and see apa lagi sih, tahun politik tuh tidak apa. Kita pernah pengalaman melaksanakan Pilkada, itu justru positif buat perekonomian," tegas Darmin.
Darmin Nasution berharap, kenaikan rating ini diikuti oleh dua lembaga pemeringkat internasional lainnya, Standard & Poor's serta Moody's. "Mereka setiap dua kali setahun, me-review. Irama mereka datang beda-beda, nanti mereka tulis surat dan kita persiapkan diri untuk bertemu mereka," ujar Darmin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Fitch Ratings Dongkrak Peringkat Utang Indonesia
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mendongkrak peringkat Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia menjadi BBB dari sebelumnya BBB- dengan outlook stabil.
Mengutip laman Fitch Ratings, Kamis 21 Desember 2017, kenaikan peringkat utang Indonesia itu didukung ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal atau faktor global dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, kebijakan makro ekonomi secara konsisten untuk menjaga stabilitas. Kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel sejak pertengahan 2013 juga membantu menopang cadangan devisa Indonesia menjadi US$ 126 miliar.
Fitch juga menilai, Indonesia mampu disiplin menjaga kebijakan moneternya sehingga membatasi dampak dari aliran dana investor asing yang keluar dari Indonesia . Ditambah langkah makro untuk berhati-hati menekan utang luar negeri terutama perusahaan serta pendalaman pasar keuangan juga membantu stabilitas pasar lebih baik.
Selain itu fokus menstabilkan makro ekonomi juga terlihat dalam anggaran yang kredibel dalam beberapa tahun sebelumnya. Meski ketahanan Indonesia membaik, Fitch melihat Indonesia juga hadapi tantangan eksternal yang tetap ada termasuk potensi tekanan pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.
Selain itu, ketergantungan Indonesia terhadap komoditas juga masih relatif tinggi. Sedangkan tantangan dari dalam negeri, Indonesia akan hadapi tahun politik. Kemungkinan kondisi politik dapat jadi gangguan dalam membuat kebijakan ekonomi terutama jelang pemilihan kepala daerah 2018 dan pemilihan presiden pada 2019. Ini merupakan sentimen domestik yang dapat ganggu pasar.
Pemerintah Indonesia juga masih hadapi tantangan untuk memperbaiki lingkungan bisnis. Meski demikian langkah-langkah untuk mempermudah keizinan berusaha membuahkan hasil dengan peringkat Indonesia naik tajam ke posisi 72 dari 192 negara terkait kemudahan berusaha.
Reformasi yang dilakukan Indonesia tampaknya berkontribusi terhadap aliran dana investor asing masuk ke Indonesia. Fitch memperkirakan aliran dana investasi asing secara langsung dapat menutupi defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.
Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih kuat di antara negara lainnya. Fitch prediksi PDB Indonesia akan naik menjadi 5,4 persen pada 2018 dan 5,5 persen pada 2019 dari 5,1 persen pada 2017. Indonesia dapat keuntungan dari kenaikan perdagangan global dan stabilnya harga komoditas.
Ditambah belanja infrastruktur publik lebih tinggi, biaya pinjaman lebih rendah dan pelaksanaan reformasi struktural membuat Indonesia lebih kuat.
Beban utang pemerintah termasuk rendah sebesar 28,5 persen dari PDB pada 2017 seperti diharapkan Fitch juga jadi katalis positif. Pemerintah mematuhi batas defisit anggaran sebesar 3 persen dari PDB. Ini membantu kepercayaan investor di Indonesia.
Target defisit pemerintah diperkirakan 2,2 persen dari PDB menunjukkan pendekatan konservatif. Fitch yakin kenaikan defisit cenderung stabil di 2,7 persen dan bertahan di batas maksimum 3 persen.
Advertisement