Trump Bakal Kenakan Tarif Impor Barang China USD 200 Miliar

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali akan berlakukan tarif 10 persen terhadap barang-barang impor China senilai USD 200 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jun 2018, 10:45 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 10:45 WIB
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut antusias penunjukkan negaranya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama dengan Kanada dan Meksiko. (AFP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali akan berlakukan tarif 10 persen terhadap barang-barang impor China senilai USD 200 miliar. Ini sebagai balasan China kembali membalas terhadap tarif AS yang diumumkan pekan lalu.

"Tindakan lebih lanjut harus diambil untuk mendorong China mengubah praktik tidak adil, membuka pasarnya untuk barang-barang Amerika Serikat, dan menerima hubungan perdagangan yang lebih seimbang dengan AS,” ujar Trump seperti dikutip dari laman CNN Money, Rabu (20/6/2018).

Pada Jumat pekan lalu, pemerintahan AS di bawah pimpinan Trump akan memberlakukan tarif 25 persen terhadap barang China USD 50 miliar. China pun segera membalas dan klaim AS telah meluncurkan perang dagang.

Konflik yang meningkat antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut telah mengguncang pasar dan perusahaan yang khawatir gangguan pada rantai pasokan global. Kementerian Perdagangan China bereaksi cepat terhadap pengumuman Trump tersebut.

China menuduh AS menekan secara ekstrem dan memeras. China pun memperingatkan akan membalas dengan keras. Analis memperingatkan kalau risiko akan makin berkembang di dunia.

"Gayung bersambut membawa kedua belah pihak lebih dekat ke perang dagang besar-besaran. Meskipun pada prinsipnya masih ada ruang untuk bernegosiasi, tetapi sikapnya tampak mengeras," ujar Louis Kujis, Kepala Ekonom Oxford Economics, seperti dikutip dari lama CNN Money, Rabu (20/6/2018).

Tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS di bawah pimpinan Donald Trump dinilai sebagai hukuman atas pencurian kekayaan intelektual. Tarif tersebut akan diberlakukan dalam dua gelombang. Tarif akan mulai dikenakan pada 6 Juli terhadap lebih dari 800 ekspor senilai USD 34 miliar. Sedangkan 280 barang lainnya masih perlu menjalani periode komentar publik. Sedangkan China akan menargetkan tarif produk pertanian AS, mobil, seafood, dan barang lainnya.

"China tampaknya tidak berniat mengubah praktif-praktik tidak adil yang terkait dengan akuisisi kekayaan intelektual dan teknologi Amerika Serikat," ujar dia.

 

Beijing Hadapi Tantangan Langsung

Ekonomi China
Foto: npr.org

Dia pun mengarahkan Perwakilan Perdagangan Robet Lighthizer untuk identifikasi barang-barang China senilai USD 200 miliar untuk tambahan tarif 10 persen. Tarif itu akan diberlakukan jika China menolak untuk mengubah praktiknya dan jika bersikeras untuk meneruskan tarif baru yang diumumkan.

Trump menambahkan, jika China membalas lagi, AS akan kejar tarif tambahan pada barang lainnya senilai USD 200 miliar.

Lighthizer mendukung tindakan Trump dan sedang persiapkan tarif yang diusulkan untuk mengimbangi tindakan China.  Gelombang tarif baru yang direncakan harus melalui proses konsultasi publik sebelum diberlakukan.

"Jika Amerika Serikat kehilangan akal sehatnya, dan muncul dengan daftar baru, China akan dipaksa untuk menyerang balik, dan meluncurkan langkah-langkah komprehensif yang sesuai dengan langkah AS dalam kuantitas dan kualitas," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan.

Akan tetapi, Beijing hadapi tantangan untuk membalas langsung. China mengirimkan lebih banyak barang ke AS sekitar USD 505 miliar, berdasarkan data AS. Untuk tanggapi ancaman Trump mengenakan tarif pada barang China senilai USD 250 miliar, Beijing harus mencari cara lain untuk merespons.

Analis mengatakan, pemerintah China dapat menargetkan jasa perdagangan antara kedua negara dari pada produk fisik. Hal itu antara lain pariwisata dan pendidikan.

Beijing juga berusaha menyulitkan perusahaan-perusahaan besar AS yang bergantung pada pasar China untuk sebagian besar pendapatan perseroan tersebut.  Merek-merek ternama AS antara lain Apple, GM, dan Boeing menghasilkan penjualan besar di China.

Dalam wawancara dengan CNN, CEO Apple Tim Cook menuturkan pihaknya tak berharap perang dagang besar-besaran. Termasuk produk iPhone diharapkan tidak kenakan tarif.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya