Liputan6.com, Jakarta - Bisnis makanan akan selalu menjadi kebutuhan masyarakat. Jika kamu jago memasak dan ingin menjadi pebisnis, tidak ada salahnya bila membuka bisnis di bidang kuliner.
Sayangnya, bisnis kuliner tidak berhenti di memasak makanan saja. Ada proses-proses yang perlu kamu pikirkan bila kamu serius mendirikan bisnis di bidang ini.Â
Advertisement
Baca Juga
Sebut saja proses pemilihan bahan, kemudian packaging, pemilikan lokasi berjualan, sampai memilih produk makanan sesuai segmen masyarakat. Maka jelas menjadi seorang pebisnis kuliner memiliki bermacam aspek di luar urusan dapur.
Namun, bila kamu serius ingin membuka bisnis kuliner, coba cek empat tips menarik dari Excellence.Asia tentang bisnis kuliner. Berikut tipsnya.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
1. Evaluasi Bisnis Kuliner yang Sudah Lebih Dulu Tumbuh
Kalau kamu ingin menjadi pebisnis, tidak ada salahnya untuk belajar dari industri besar. Kamu bisa mencoba melihat brand-brand kuliner terkenal saat ini. Cobalah untuk melakukan riset kecil terkait brand tersebut. Kamu bisa menggali berbagai hal, mulai dari strategi pemasaran, varian rasa dalam produk, keunikan produk, bahkan cara pembuatan produk.
Riset ini bisa kamu lakukan secara online atau bisa kamu lakukan secara langsung. Misalnya, kamu mendatangi salah satu restoran terkenal di daerah kamu tinggal. Kamu bisa merasakan mulai dari rasa menu, pilihan menu yang ditawarkan, dan juga pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Apalagi buat kamu yang sempat bekerja di perusahaan industri makanan, kamu bisa mempelajari pengalaman dari tempat kamu bekerja. Tidak ada salahnya belajar dari brand yang lebih besar tidak salah. Justru hal ini bisa menjadi motivasi kamu untuk bisa sukses dalam berbisnis kuliner.
Advertisement
2. Serius atau Coba-coba?
Akan jauh lebih menguntungkan apabila kamu sudah menentukan tujuan dari bisnis yang kamu bentuk sejak awal. Walaupun kamu masih dalam tahapan merintis bisnis, tidak ada salahnya untuk membuat visi dan misi, termasuk juga di bisnis kuliner. Hal tersebut dilakukan agar kamu tahu ke mana arah bisnis, dan tidak kebingungan di tengah jalan.
Misalnya, di awal membuka bisnis toko kue. Namun setelah berjalan enam bulan toko kue nya semakin sepi, karena tidak memiliki konsep bisnis yang jelas ia mengurangi kualitas bahan produksinya dengan kualitas yang lebih murah. Harapannya ia bisa menjual kue dengan harga yang lebih murah, tetapi yang terjadi adalah bisnisnya semakin menurun karena kualitas kue yang diproduksi menjadi menarik bagi konsumen. Â
Hal ini terjadi karena pemilik bisnis tidak menentukan konsep yang jelas saat memulainya. Konsep dalam berbisnis ini tidak hanya terkait dengan visi dan misi, tetapi mencakup sistem manajemen yang akan diterapkan.
3. Pelajari Keamanan Makanan dan Proses Halal
Berbisnis di bidang kuliner, tentu cita rasa sangat berpengaruh. Namun perlu diingat bahwa kamu tidak hanya bisa berkembang dengan mengandalkan rasa yang enak. Dalam bisnis kuliner kamu perlu memperhatikan keamanan dari produk yang kamu jual pada konsumen.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Food safety atau Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk di konsumsi. Â
Pemerintah Indonesia menegaskan melalui Undang-Undang agar masyarakat yang menjalankan bisnis dalam bidang pangan juga mencantumkan label halal. Buat kamu yang baru memulai bisnis kuliner tentu perlu mempelajari hal ini sejak awal. Sehingga jangan sampai kamu terjerat masalah hukum karena melanggar peraturan.
Advertisement
4. Dengarkan orang-orang di sekitar kamu
Sebagai seorang pebisnis baru, kamu akan menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, bermimpi, dan merencanakan konsep kamu sehingga sulit untuk mundur dan melihat dari sudut pandang orang luar. Di situlah penasehat sangat penting. Kamu membutuhkan pendapat dari pihak luar, baik tentang produk yang dijual atau pelayanan yang diberikan.
Terbukalah terhadap masukan dari orang-orang di sekitarmu. Berbagai saran dan pendapat bisa kamu peroleh dari rekan kerja, karyawan, dan pelanggan. Apabila kamu ingin memperoleh masukan terkait produk, kamu juga bisa mengadakan survei kepuasan pelanggan.
Hasil survey ini bisa digunakan untuk melakukan peningkatan terhadap kualitas produk. Tidak hanya itu kamu bisa memperoleh masukan dari orang yang lebih ahli. Tidak ada salahnya kamu mencoba berkonsultasi atau mengikuti coaching bisnis. Sehingga kamu bisa memperoleh banyak masukan terkait perbaikan proses bisnis.