Lion Air Tunjuk M Rusli Jadi Plt Direktur Teknik

Menhub Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan telah meminta Lion Air untuk membebastugaskan direktur teknik perusahaan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 31 Okt 2018, 14:19 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2018, 14:19 WIB
Pesawat Lion Air terparkir di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Meski berulang kali diguncang gempa, penerbangan menuju Lombok masih berjalan normal.
Tercatat, penerbangan pada Minggu, 19 Agustus 2018 hingga hari ini, 20 Agustus 2018, masih berjalan normal.

Liputan6.com, Jakarta Maskapai Penerbangan Lion Air menunjuk Muhammad Rusli sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Teknik Lion Air, menggantikan Muhammad Asif yang sudah dibebastugaskan.

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan ini sesuai dengan arahan dan keputusan yang disampaikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang merupakan regulator penerbangan di Indonesia.

"Lion Air akan melaksanakan arahan dan keputusan Kemenhub untuk merumahkan serta memberhentikan Muhammad Asif yang menjabat sebagai Direktur Teknik Lion Air saat ini. Lion Air telah menunjuk Muhammad Rusli sebagai Pelaksana Tugas Direktur Teknik Lion Air," jelas dia dalam keterangannya, Rabu (31/10/2018).

Dia mengatakan Keputusan ini berlaku efektif mulai 31 Oktober 2018 hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan telah meminta Lion Air untuk membebastugaskan direktur teknik perusahaan, menyusul insiden jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Tanjung Karawang. 

Pembebastugasan ini sebagai bentuk sanksi atas peristiwa yang menimbulkan korban tersebut. Pembebastugasan Direktur Teknik Lion Air tersebut mulai berlaku hari ini. Selain itu, pembebastugasan tersebut juga dikenakan kepada perangkat teknik yang terkait dengan penerbangan tersebut.

"Hari ini kita akan membebastugaskan Direktur Teknik Lion. Kita bebastugaskan supaya diganti dengan orang yang lain, juga perangkat-perangkat teknik yang waktu itu merekomendasi penerbangan itu," ujar dia di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Budi menyatakan akan mengintensifkan pemeriksaan kelayakan (ramp check) pesawat-pesawat milik [Lion Air.]( 3680737 "") Hal ini guna memastikan tidak ada masalah pada pesawat lain milik maskapai tersebut.

"Kita akan mengintensifkan proses ramp check, khususnya Lion," ucap dia.

Sementara untuk sanksi bagi Lion Air sebagai perusahaan, Budi menyatakan hal tersebut masih akan menunggu hasil penyelidikan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Sanksi yang secara korporasi akan kita berikan setelah ada KNKT," ucap dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusdi Kirana: Lion Air Siap Terima Sanksi Jika Terbukti Bersalah

Basarnas Kerahkan Tim SAR Evakuasi Lion Air
Petugas Basarnas mempersiapkan peralatan untuk melakukan evakuasi di Dermaga BTKP, Jakarta, Senin (29/10). Basarnas menurunkan tim evakuasi ke lokasi jatuhnya pesawat Lion Air dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pendiri dan CEO Lion Air Grup, Rusdi Kirana, mengaku pihaknya siap menerima sanksi bila terbukti bersalah dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 yang terjadi pada Senin (29/10/2018).

"Kita bersedia diaudit, kita bersedia diinspeksi. Kita tidak keberatan Kalau memang ada hasil temuan yang menurut itu kita salah, kita enggak keberatan ada pinalti," kata dia di Crisis Center Lion Air, Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Lion Air pun dipastikan akan mendukung proses pemeriksaan yang akan dilakukan terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. "Kalau hasil audit kita salah silakan pinaltinya apa, tapi harus mengacu pada peraturan dan undang-undang, tidak bisa berdasarkan emosi," ucap dia.

Meskipun demikian, kata dia, tentu hal tersebut mesti melalui proses investigasi yang baik. Dia pun berharap agar proses pemeriksaan dapat segera usai dan hasilnya dapat diketahui.

"Terlalu awal kita bicara siapa yang salah. Sampai kita ketemu black box-nya. Baru kita tahu apa penyebabnya," jelas dia.

Karena itu, dia mengatakan yang menjadi fokus pihaknya saat ini adalah berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi keluarga korban hingga proses evakuasi berakhir.

"Penyebabnya apakah pesawat, apakah pilot, apakah udara, apakah pihak ketiga atau sumbangsih siapa. Terlalu awal. Kita harus tunggu dulu. Yang pasti bagaimana keluarga korban kita urus dengan baik," tandas Rusdi.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

Tonton Video Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya