Mastercard: Dengan Data, Perusahaan Kini Bisa Unggul

Kekuatan industri di era revolusi industri 4.0 ini ialah permainan data.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Nov 2018, 10:14 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 10:14 WIB
Pada Singapore Fintech Festival (SFF) 2018, Mastercard ikut mendirikan booth. Liputan6.com/Bawono Yadika
Pada Singapore Fintech Festival (SFF) 2018, Mastercard ikut mendirikan booth. Liputan6.com/Bawono Yadika

Liputan6.com, Singapura - Manajemen perusahaan pemroses pembayaran Mastercard menjelaskan jika saat ini teknologi membawa dampak dan pergeseran bisnis bagi industri. Data merupakan kunci sekaligus alat untuk meningkatkan pasar dan membaca kompetitor suatu perusahaan.

Co-President, Asia Pacific, Mastercard Ari Sarker mengatakan, kekuatan industri di era revolusi industri 4.0 ini ialah permainan data. Keakuratan data memberikan skema yang jelas pada apa yang dibutuhkan perusahaan dan konsumen di masa depan.

"Semakin banyak data, maka akan semakin hebat pula power yang dimiliki suatu industri, terutama di era yang telah pesat pertumbuhan trend fraud (aksi penipuan data). Dengan melihat trend ini, kita dapat membaca pergerakan yang ada," ucap dia di Singapura, seperti ditulis Rabu (14/11/2018).

Disisi lain, Executive Vice President, Digital and Emerging Parnertships, Asia Pasific, Mastercard Rama Sridhar memaparkan, Mastercard sebagai perusahaan akan terus mendorong teknologi untuk menciptakan solusi kemudahan pembayaran online bagi masyarakat global.

"Kami fokus ke teknologi platform. Ini yang kami bawa untuk didiskusikan. Jadi apa yang Mastercad bawa ke bisnis fintech ialah safety security. Keamanan data nasabah secara global," terangnya.

"Kami Mastercard tentu ingin menjadi solusi di seluruh ekosistem digital, membantu perusahaan untuk lebih mudah go digital kedepan" ia menambahkan.


Pemerintah RI Diminta Terbuka untuk Regulasi di Bidang Teknologi

Pada Singapore Fintech Festival (SFF) 2018, Mastercard ikut mendirikan booth. Liputan6.com/Bawono Yadika
Pada Singapore Fintech Festival (SFF) 2018, Mastercard ikut mendirikan booth. Liputan6.com/Bawono Yadika

Perusahaan switching asing Mastercard menilai pemerintah Indonesia harus terbuka terhadap perkembangan industri teknologi yang tumbuh pesat saat ini. Hal ini penting seiring kultur sharing economy menjadi kekuatan ekonomi pada saat ini.

Co-President Asia Pacific Mastercard Ari Sarker menjelaskan, cepatnya pertumbuhan teknologi harus dimaknai secara positif. Keakuratan dan kekuatan data, merupakan kekuatan ekonomi dunia saat ini, terutama dalam mencegah aksi penipuan (fraud).

"15 tahun lalu tidak ada yang membicarakan artificial intelligence (AI). AI salah satu contoh untuk menciptakan pengalaman lebih bagi konsumen. Saya pastikan bahwa ini aman dan terjaga," tutur dia dalam acara Singapore Fintech Festival (SFF) 2018 di Singapore Expo, Selasa (13/11/2018).

Sarker mengatakan, fleksibilitas regulasi perlu diimplementasikan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang kini menjadi tren dari beragam industri perusahaan.

Seperti diketahui, Mastercard belum lama ini berkolaborasi dengan perusahaan transportasi online,  Grab untuk menerbitkan kartu prabayar yang didesain khusus bagi konsumen Asia Tenggara.

"Jadi terkait untuk mendorong hyper-connected world, kami terus berusaha komunikasi dengan regulator dan juga pemerintah," ujarnya.

"Saya sangat menghargai kedaulatan Indonesia dan saya tahu Pak Presiden Joko Widodo merupakan sosok yang pro bisnis. Namun pemerintah juga pasti tahu kesempatan apa yang akan hilang jika tidak melakukan kolaborasi. Kami ingin menjadi solusi di seluruh ekosistem digital," tandas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya