Mitigasi Bencana Dipastikan Sudah Jadi Acuan Pembangunan Infrastruktur Energi di RI

Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mempertimbangkan infromasi geologi diharapkan bisa meminimalisir dampak bencana

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Jan 2019, 19:12 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 19:12 WIB
Pandangan Udara Kerusakan Terparah Akibat Tsunami Selat Sunda
Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Situasi Kampung Sumur gelap gulita karena listrik mati saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu belakangan ini, bencana melanda beberapa wilayah di Indonesia. Menghadapi berbagai peristiwa bencana ini, Indonesia dinilai perlu benar-benar melakukan mitigasi.

Mitigasi, khusunya pada proyek yang menyangkut hajat hidup masyarakat banyak, seperti fasilitas infrastruktur energi.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ‎ Agung Pribadi memastikan jika‎ infastruktur energi dibangun berdasarkan studi kelayakan.

Sebelum pembangunan berlangsung, ada pertimbangan dari berbagai aspek termasuk keselamatan dan potensi bencana. "Harusnya sebelum dibangun pasti ada feasibility study-nya, itu di-studi dari berbagai aspek‎," kata Agung, di Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Sebab itu, dia memastikan jika seluruh proyek energi yang dibangun di Indonesia sudah melalui mitigasi bencana. Hal ini untuk meminimalisir kerusakan akibat bencana alam.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mempertimbangkan infromasi geologi diharapkan bisa meminimalisir dampak bencana dan penentuan teknologi yang sesuai dengan kondisi kebumian wilayah.

"‎Seharusnya informasi geologi dimanfaatkan, sehingga dapat meminimalisir dampak bencana dan penentuan teknologinya," dia menandaskan.

 

2019, Pemerintah Targetkan Penyelesaian 84 Proyek Strategis Nasional

3.255 Tenaga Kerja Konstruksi Dapat Sertifikasi Kementerian PUPR
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta, Sabtu (10/11). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Pemerintah memiliki 223 proyek dan tiga program yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Hingga kuartal III 2019, pemerintah menargetkan sebanyak 84 proyek bisa rampung dan beroperasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, hingga akhir November 2018, tercatat sebanyak 36 Proyek Strategis Nasional (PSN) telah selesai, 51 PSN dan 1 program ketenagalistrikan 35 giga watt (GW) dalam tahap beroperasi sebagian.

Kemudian sisanya telah masuk pada tahap konstruksi dan penyiapan. Darmin mengatakan, dari program ketenagalistrikan 35 GW tersebut, telah beroperasi 2.621 mega watt (MM), sementara 18.457 MW dalam proses konstruksi, dan sisanya dalam tahap pengadaan dan perencanaan.

"Sampai dengan kuartal ke-III tahun 2019, diharapkan total akumulasi 79 PSN telah selesai, serta 84 proyek dan 2 program yang beroperasi sebagian," kata Darmin di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/12/2018).

Darmin menambahkan,pemerintah pun senantiasa konsisten melakukan upaya-upaya reformasi fiskal, reformasi kelembagaan, dan reformasi kebijakan untuk mencapai realisasi tersebut. Faktor lain seperti alternatif pendanaan infrastruktur yang inovatif dan revolusi industri 4.0 pun terus didorong. 

"Itu semua untuk mempercepat penyediaan infrastruktur sehingga mampu memberikan dampak perbaikan iklim investasi di Indonesia," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya