Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan menawarkan savings bond ritel seri SBR005. Penawaran tersebut dalam rangka mengakselerasi perluasan basis investor dalam negeri, mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2019.
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan, Loto Ginting mengatakan, SBR005 merupakan instrumen SBN ritel pertama yang diterbitkan tahun ini. Penerbitan SBN ritel akan dilaksanakan sebanyak sepuluh kali sepanjang 2019.
"SBR005 tersebut menyasar kaum milenial dengan minimum pembelian sebesar Rp 1 juta dan maksimal sebesar Rp 3 miliar dengan sistem pemesanan secara online. Investor milenial tidak gaptek sehingga pasti tertarik berinvestasi secara online," ujarnya di Giyanti Coffee, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Adapun cara pemesanan SBR005 adalah pertama, calon investor melakukan registrasi melalui sistem elektronik mitra distribusi dengan mengimput dara diri, Nomor SID rekening dana nasabah dan rekening surat berharga. Kedua, melakukan pemesanan SBR005 setelah membaca ketentuan dalam memorandum informasi SBR005.
Ketiga, melakukan pembayaran melalui Bank persepsi. Dapat melalui ATM, mobile banking dan internet banking, dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan menggunakan kode pembayaran yang muncul setelah pemesanan selesai dan atau yang dikirimkan melalui email.
Keempat, pemesanan telah sukses ditandai dengan diterimanya NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) serta notifikasi dari mitra distribusi setelah proses setelmen dilakukan.
"Mitra distribusi SBR005 antara lain Bareksa, BCA, Investree, Bank BTN, BNI, Tanamduit, Bank BRI, PermataBank, Mandiri, Modalku, Trimegah," tandasnya.
Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Biayai APBN 2019, Kemenkeu Terbitkan Surat Utang USD 3 Miliar
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerbitkan Surat Utang Negara(SUN) berdenominasi Dolar Amerika Serikat (AS) senilai total USD 3 miliar. Penerbitan ini dilakukan untuk pembiayaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 atau yang dikenal dengan pre-funding.
Adapun SUN dalam denominasi USD dengan format SEC-registered secara rinci sebesar USD 750 juta untuk tenor 5 tahun. Kemudian USD 1,25 miliar untuk tenor 10 tahun dan USD 1 miliar untuk tenor 30 tahun.Â
BACA JUGA
"Transaksi penjualan SUN dalam valuta asing ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moodys, BBB- dari Standard & Poors, dan BBB dari Fitch," demikian dikutip dari laman djppr.kemenkeu.go.id,Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Dengan mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang kondusif pasca KTT G-20, Pemerintah mengakses pasar USD dengan cepat dan oportunistik untuk melakukan pre-funding kebutuhan pembiayaan di tahun 2019.
Transaksi ini adalah penerbitan kedua Pemerintah untuk SUN valuta asing dalam denominasi USD menggunakan format SEC-Registered Shelf. Penerbitan ini menunjukkan komitmen kuat Pemerintah untuk meningkatkan likuiditas SUN dalam denominasi USD.
Penerbitan SUN ini akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Adapun Joint Bookrunners dalam penerbitan ini yaitu ANZ, Citigroup, DBS Bank, Deutsche Bank dan Goldman Sachs (Singapore) Pte.
"Sementara PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. bertindak sebagai Co-Managers," jelas dia.
Advertisement