Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau BTP telah menghirup udara bebas. Meski dua tahun mendekam di dalam jeruji, popularitas sang "Tjahaja" masih terus kuat, bahkan terbilang lebih cemerlang.
Sekadar nostalgia, BTP di dunia politik sempat ribut dengan anggota DPRD DKI Jakarta seperti H. Lulung dan M. Taufik terkait anggaran.
Advertisement
Baca Juga
Bagaikan Margaret Thatcher yang dikenal sebagai The Iron Lady, kepribadian BTP pun terkenal keras dan berani melawan intimidasi di dunia politik. Ini tercermin lewat penjagaannya pada dana APBD.
Sikapnya yang keras tak sebatas gimmick, karena ia berhasil memunculkan hasil-hasil kinerja, terutama di bidang ekonomi. Berikut Liputan6.com rangkum prestasi BTP di dunia ekonomi ketika menjabat sebagai gubernur.
1. Membangun Simpang Susun Semanggi Tanpa APBD
Jembatan Semanggi yang dibangun atas inisiasi Presiden Soekarno berhasil dikembangkan menjadi Simpang Susun Semanggi di masa gubernur BTP.
Pencapaian di bidang infrastruktur ini selesai tanpa utang atau APBD. Lantaran, BTP menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk membangun simpang susun ini, meskipun kebijakan ini sempat dikritik Sahabat Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Advertisement
2. Melindungi Anggaran
Kedisiplinan fiskal BTP tercermin lewat perlindungannya terhadap APBD. Ahok berulang kali menegaskan akan melindungi APBD dari "anggaran siluman".
Salah satu kasus yang sempat menjadi tertawaan adalah ketika ada permintaan "UPS" sebesar Rp 330 miliar. Kasus lain adalah permintaan "Peningkatan Pemahaman SK Gubernur" tiap kecamatan yang meminta anggaran Rp 100 juta per kecamatan.
BTP pun menulis "Pemahaman nenek lu" dalam permintaan itu. Otomatis, DPRD menjadi naik pitam.
3. Pembangunan Rusun
Kebijakan BTP lain yang visioner adalah pembangunan rusun, baik itu sebagai tempat tinggal dan pasar. Rusunawa digunakan, salah satunya, untuk menampung mereka yang rumahnya dipindah dari pemukiman di bantaran sungai dan kawasan kumuh.
Yang belakangan ini terkenal adalah rusun Pasar Rumput. Berlokasi di Jakarta Selatan, rusun megah itu memiliki 1.984 unit dan diproritaskan untuk warga relokasi.
Advertisement
4. Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama kepemimpinan Ahok pun cenderung stabil. Mengutip laman Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tercatat mencapai 5,9 persen pada 2014. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pun tetap stabil di 5,9 persen pada 2015.
Pada 2016, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tercatat 5,8 persen. Kemudian kembali meningkat menjadi 6,2 persen pada 2017.
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tersebut mampu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional tercatat rata-rata lima persen. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen.
Kemudian pada 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,79 persen. Lalu kembali naik menjadi 5,7 persen pada 2016. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,2 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini: