Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) memastikan jika kebakaran pada fasilitas pemasok gas milik PT Pertamina EP Aset 3 ke pengolahan minyak (kilang) Balongan, Jawa Barat berhasil ditangani.
Sekretaris ‎Perusahaan PT Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan, fasilitas yang terbakar merupakan boiler penyuplai gas, untuk mendukung kegiatan kilang Balongan.
‎"Yang terbakar OTG Pertmina EP area aset 3 jadi di jalur boilernya," kata Syahrial, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/1/2019).
Advertisement
Menurut Syahrial, kebakaran terjadi pada Senin (4/1/2019), pukul 9.40 WIB. Namun dalam dalam 20 menit kebakaran sudah dapat dipadamkan.
Sedangkan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. "Sudah mati. ‎Pagi tadi di area boiler. Jam 9.40 20 menit kemudian aman," ‎tuturnya.
Syahrial menegaskan, fasilitas yang terbakar tersebut berada di dekat Kilang Balongan, namun letaknya di luar komplek kilang. ‎Tidak ada korban atas peristiwa tersebut.
"Dekat situ (Kilang Balongan). Gas yang dibutuhkan untuk ke kilangnya,"‎ tandasnya.
Â
Â
Pertamina Hasilkan Migas Sebesar 768 Ribu Barel Setara Minyak
PT Pertamina (Persero) mencatat produksi minyak dan gas (migas) sepanjang 2018 mencapai 768 ribu barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Angka ini 42 persen lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas pada 2017 yang sebesar 542 ribu BOEPD.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengtakan, produksi minyak Pertamina pada 2018 mencapai 291 ribu barel per hari (bph) atau meningkat 22 persen dibandingkan realisasi 2017 yang tercatat 238 ribu bph.
Baca Juga
Sedangkan, produksi gas Pertamina pada 2018 tercatat sebesar 2.763 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau naik 57 persen dari 2017 yang 1.760 MMSCFD.
Sedangkan jika dibandingkan dengan target produksi 2018‎ sebesar 290 ribu bph, maka realisasi produksi minyak melebihi target. Untuk gas dengan target produksi 2,782 MMSCFD hanya tercapai 99,3 persen.
"Kenapa lifting gas nggak bisa diproduksi karna sebagian untuk power generator, untuk pompa mengangkat minyak bukan karena inefisiensi tapi kebutuhan operasi," kata Dharmawan, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Menurut dia, peningkatan produksi mingas pada 2018 berasal dari kombinasi keberhasilan upaya meningkatkan produksi, serta menahan laju penurunan produksi dari aset-aset yang sudah beroperasi.
Selain pencapaian di atas, beberapa Wilayah Kerja (WK) terminasi yang dialihkelolakan kepada Pertamina sudah masuk ke dalam sistem produksi Pertamina, antara lain WK Mahakam, WK Sanga-Sanga, WK East Kalimantan, dan WK OSES (Offshore South East Sumatera).
Sementara aset Pertamina di luar negeri yang dikelola melalui anak usaha Pertamina Internasional EP (PIEP) pada 2018 memproduksi 102 ribu barel per hari minyak dan gas sebanyak 299 MMSCFD. Ini dihasilkan dari tiga aset utama di Algeria, Iraq, Malaysia, dan 9 negara lain.
"Kinerja hulu Pertamina menunjukkan tren positif dan akan terus dipertahankan, sebagai bukti Pertamina sebagai perusahaan energi nasional menjalankan amanah pemerintah untuk menopang pemenuhan kebutuhan energi Nasional," tandasnya.
Advertisement