Kemenhub dan BUMN Bakal Bangun 10 Bandara Baru pada 2019

Pemerintah bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih memiliki program pembangunan bandara baru pada 2019.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Feb 2019, 18:15 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 18:15 WIB
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih memiliki program pembangunan bandara baru pada 2019.

Sama seperti 2018, tahun ini setidaknya akan ada 10 bandara baru yang ditargetkan mulai dibangun.

Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi mengatakan, 10 bandara baru ini tidak semuanya dibangun oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui APBN, melainkan juga dibangun oleh BUMN.

"Tahun lalu sudah terbangun bandara baru di 10 kota. Tahun ini akan bangun 10 lagi, kombinasi AP I, AP II dan Kemenhub," kata Budi Karya saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (4/2/2019).

Kemenhub telah menganggarkan kurang lebih Rp 500 miliar untuk membangun lima bandara baru pada 2019. Bandara ini yaitu Bandara Siau, Bandara Tambelan, Bandara Muara Taweh, Bandara Buntukunik dan Bandata Pantar.

Sementara bandara yang pembangunannya akan dikerjasamakan dengan swasta di antaranya yaitu Bandara Bali Utara, Bandara Kediri, dan Bandara Sukabumi.

Ia menuturkan, banyak bandara yang akan dibangun ini diharapkan bisa membuka pintu gerbang kota-kota di Indonesia, sekaligus meningkatkan ekonomi sekitar.

"Karena 70 persen wisatwan itu masuk ke Indonesia lewat jalur udara. Jadi ini juga mebantu meningkatkam wisatawan kita menjelajah indahnya kota-kota di Indonesia," ujar dia. (Yas)

 

Bandara New Yogyakarta Dirancang Tahan Bencana Seperti Tsunami

Ilustrasi bandara
Ilustrasi bandara (AP Photo/Ketut Nataan)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo telah didesain memiliki sistem untuk mengantisipasi bencana seperti tsunami. Ini mengingat letak bandara yang hanya berjarak 400 meter dari bibir pantai selatan Yogyakarta.

"Tsunami adalah suatu hal yang memang sudah kita antisipasi. Oleh karena itu kita telah menunjuk beberapa ahli dari Jepang, ITB, dan UGM di mana kita sudah memperhitungkan dengan skala tsunami yang besar, bandara ini tetap bisa eksis secara struktur. Kita sudah antisipasi dengan menyiapkan mitigasinya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin 21 Januari 2019.

Dia mengungkap, beberapa antisipasi bencana dari sisi struktur maupun operasional. Ini seperti menanam pohon dan membuat bangunan sebagai penahan jika terjadi tsunami.

"Level pertama itu praktis dibuat fleksibel sehingga mitigasi bencana tsunami itu para penumpang. Para pengunjung bisa naik ke atas dengan ketinggian floor to floor-nya 8 meter. Jadi Insya Allah sudah kita mitigasi baik dari struktur, maupun kita mitigasi bagaimana operasionalnya," urai dia.

Dia juga menjelaskan, saat ini pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport  terus dikebut, dan menyebut perkembangan pembangunan lapangan udara secara menyeluruh telah mencapai 30 persen. "Itu kurang lebih 30 persen, tapi kalau untuk yang April (2019) kira-kira sudah 60 persen," sebut dia.

Perihal akses pendukung bandara, ia mengungkapkan telah disiapkan sejumlah skenario, seperti pembangunan infrastruktur kereta api menuju bandara yaitu dengan dibangunnya jalur KA baru dari Desa Kedundang ke arah NYIA sejauh kurang lebih 3-5 kilometer.

Sembari menunggu pembangunan jalur KA baru selesai, akan menggunakan jalur KA eksisting dari Stasiun Maguwo ke Stasiun Wojo dan akan disiapkan shuttle bus untuk mengangkut penumpang dari Stasiun Wojo ke bandara NYIA.

Selain kereta bandara, Kementerian Perhubungan pun berencana mengintegrasikan kereta-kereta jarak jauh yang juga akan berhenti di stasiun kereta bandara. Hal ini untuk mengakomodir masyarakat yang akan melakukan ibadah Umroh melalui bandara ini.

"Oleh karenanya kita juga mengkaitkan, tadi kami berdiskusi dengan teman-teman kereta api bahwa kereta api yang jarak jauh dari Surabaya, Solo, Madiun, Purwokerto bisa berenti di terminal ini, sehingga kalau orang mau Umroh, bisa diserve dari bandara ini," ungkap dia.

Di luar skenario tersebut, ada pula rencana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun jalan tol yang terhubung hingga Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Itu direncanakan agar aksesibilitas dari dan ke Bandara NYIA bisa semakin mudah.

"Pemerintah sangat fokus pada proses pembangunan NYIA. Karena selain akan membuka konektivitas internasional, bandara ini juga akan meningkatkan pariwisata Yogyakarta dan Jawa Tengah," ujar Budi Karya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya